Namun, Israel telah melarang aktivitas UNRWA di Gaza utara, yang masih dihuni oleh sekitar 200.000 hingga 300.000 warga Palestina di tengah kondisi yang semakin sulit.
BACA JUGA:Jubir Rusia Buka Suara Soal Israel yang Membombardir Rumah Sakit Al-Aqsa Gaza
Kepala Kemanusiaan PBB sementara, Joyce Msuya, menyampaikan keprihatinannya.
“Seluruh penduduk Gaza utara menghadapi risiko kematian,” ujarnya.
Ia pun mengkritik serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga kemanusiaan yang disebutnya sebagai “pengabaian nyata terhadap nilai kemanusiaan.”
Hubungan antara Israel dan UNRWA kian memanas sejak serangan Hamas di wilayah selatan Israel pada 7 Oktober tahun lalu, yang menyebabkan sekitar 1.200 warga Israel meninggal dan sekitar 250 orang disandera.
BACA JUGA:Israel Makin Menggila, Usai Hamas Gaza dan Hizbullah Lebanon, Giliran Houthi di Yaman Dibombardir!
Serangan balasan Israel kemudian mengakibatkan lebih dari 43.000 warga Palestina tewas.
Israel juga menuduh 12 karyawan UNRWA terlibat dalam serangan lintas batas yang memicu perang di Gaza.
UNRWA sempat membantah tuduhan ini, tetapi pada Maret lalu badan tersebut menuduh Israel memaksa pengakuan dari beberapa stafnya.
Pada Agustus, UNRWA mengungkapkan sembilan karyawan mungkin terlibat dan menyatakan akan melakukan pemecatan jika keterlibatan mereka terbukti.