BACAKORAN.CO - Menghadapi akhir tahun ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi dampak buruk dari fenomena cuaca La Nina.
Kepala BMKG, Dwi Korita Karnawati, menyatakan bahwa fenomena La Nina berpotensi mempengaruhi curah hujan di Indonesia.
Dan menyebabkan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor.
Apa Itu Fenomena La Nina?
BACA JUGA:Panas Ekstrem Melanda! BMKG Peringatkan Suhu Indonesia Tembus 38 Derajat, Waspadai Dampak Bahayanya
La Nina adalah fenomena yang ditandai dengan suhu permukaan laut yang lebih dingin di Samudra Pasifik bagian ekuator tengah dan timur.
Yang biasanya menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
Menurut data awal BMKG, suhu permukaan laut di Samudra Pasifik saat ini tercatat lebih dingin dari normal, mencapai -0,64 derajat Celcius, yang melewati ambang batas La Nina sebesar -0,5 derajat Celcius.
Meskipun masih perlu verifikasi lebih lanjut hingga akhir Oktober, BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan sejak dini.
Dampak La Nina
Fenomena La Nina sering kali membawa dampak berupa peningkatan curah hujan yang signifikan.
Terutama di wilayah bagian utara Indonesia seperti Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Sumatra bagian utara.
Dwi Korita menjelaskan bahwa daerah-daerah tersebut berpotensi mengalami curah hujan tinggi yang dapat mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
Meskipun begitu, daerah di bagian selatan Indonesia, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, juga tidak lepas dari risiko karena masih berada dalam fase transisi dari musim kemarau ke musim hujan.