BACAKORAN.CO – Pihak Israel disebutkan telah merilis hasil autopsi jenazah mantan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar yang telah tewas dalam serangan zionis pertengahan Oktober.
Pada hasil autopsi yang dirilis, dokter menyebutkan bahwa Yahya Sinwar tidak mengkonsumsi makanan dalam waktu 72 jam atau 3 hari sebelum akhirnya meninggal, Senin (4/12/2024).
Dikutip dari Mehr News, Israel sering kali mengklaim Hamas telah menyita bantuan yang ingin masuk ke Gaza sampai warga sipil tidak kebagian, tetapi Mehr News menilai bahwa Yahya Sinwar telah menyatakan keadaan yang sebaliknya.
Sejak agresi berlangsung di Gaza, Israel membatasi dengan ketat bantuan apapun yang ingin masuk ke Gaza, tindakan ini membuat warga sipil dalam keadaan krisis pangan.
BACA JUGA:5 Sosik Digadang-gadang Akan Gantikan Yahya Sinwar Sebagai Pimpinan Hamas
"Mengklaim bahwa bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Gaza kerap disita oleh pasukan Hamas dan tidak memberikan manfaat bagi warga Gaza, Tel Aviv mencegah bantuan tersebut sampai ke Gaza dan membuat rakyat kelaparan. Padahal, pemimpin Hamas tidak makan apapun dalam kondisi perang tiga hari sebelum syahidnya," bunyi laporan Mehr News.
Pihak militer Israel telah mengkonfirmasi atas kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang terjadi dalam baku tembak di hari Rabu (16/10/2024).
Pihak Iran pun mengatakan pembunuhan terhadap Yahya Sinwar justru akan semakin menguatkan perlawanan terhadap rezim zionis.
Reaksi dari Teheran ini disebutkan melalui misi Iran untuk PBB pada Kamis malam dan beberapa jam setelah Israel mengumumkan kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
"Semangat perlawanan akan diperkuat. Dia (Yahya Sinwar) akan menjadi contoh bagi para pemuda dan anak-anak yang akan meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina," kata misi tersebut, dikutip bacakoran.co dari SindonewsInternational, Jumat (18/10/2024).
BACA JUGA:Perang Bakal Makin Gila, Israel Umumkan Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar Tewas! Benarkah?
Perlawanan untuk Israel akan terus berlanjut selama pendudukan dan agresi yang dilakukan masih ada.
"Selama pendudukan dan agresi masih ada, perlawanan akan terus ada, karena sang martir tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi," lanjut misi tersebut.