Artinya, talenta-talenta yang mulai dikembangkan sekarang akan menjelma menjadi pemain dengan kualitas kelas dunia ketika berusia 20 hingga 26 tahun.
"Butuh proses panjang untuk bisa memiliki banyak pemain hebat kelas dunia. Harapannya Indonesia sudah bisa mentas di Piala Dunia dalam 10 tahun ke depan atau semoga bisa lebih cepat," tukasnya.
"Namun, kita juga harus realistis dengan mendukung bakat-bakat yang mulai muncul sekarang hingga mencapai usia matang sebagai pesepakbola," lanjut Victor.
Victor berharap, kemampuan para pemain muda ini dalam mengolah si kulit bundar membantunya dalam meniti masa depan lebih baik. Bukan hanya terkait karir tapi juga pendidikan.
"Harapannya mereka bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah melalui cabang olahraga ini. Bahkan bila kemampuannya sangat baik, tidak tertutup kemungkinan membela Timnas Indonesia,” ucap Victor.
Untuk melihat bakat-bakat yang muncul di turnamen ini, diterjunkan pemandu bakat. Pemilihan tim talent scouting tidak lepas dari penguasaan teknik dasar bermain bola, atletisme, postur, agility, kepercayaan diri, kerja sama tim, konsistensi, dan daya juang.
Tim talent scouting tak hanya memantau dan memilih peserta berbakat, tetapi juga memberikan pelatihan tambahan dalam MilkLife Extra Training bagi pemain-pemain bertalenta.
Pelatih Kepala MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemann-bacakoran.co -
Pelatih Kepala MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemann yang telah memiliki lisensi kepelatihan UEFA A di Jerman sejak tahun 2007 memberikan arahan langsung dalam program pelatihan khusus tersebut dengan menargetkan peningkatan kemampuan dasar bermain sepak bola.
Dari Seri 1 dan Seri 2 Jakarta terdapat 32 peserta yang tersaring dan akan menjalani MilkLife Extra Training.
BACA JUGA:363 Atlet Muda Mitra PB Djarum se-Indonesia Diadu, Bukan Cari Pemain Juara, tapi Ini Fokusnya
"Saya sangat mengapresiasi dengan banyaknya jumlah peserta pada seri kedua di Jakarta, bahkan sampai tiga kali lipat dibanding seri pertama. Saya melihat ada potensi pemain putri Jakarta melebihi ekspektasi saya," terang Timo.
"Mereka yang menurut saya diperkirakan akan matang tahun depan, ternyata sudah bisa ikut masuk line-up tahun ini untuk putaran final di Kudus nanti," tukas Coach Timo.
Tidak hanya mengikuti MilkLife Extra Training, siswi-siswi terbaik juga dipastikan membentuk satu tim dan bersiap untuk bersaing melawan kota-kota lain di ajang MilkLife Soccer Challenge All-Stars KU12 di Supersoccer Arena Kudus pada awal tahun 2025.
Ajang tersebut melibatkan tim-tim yang berasal dari kota-kota dihelatnya MilkLife Soccer Challenge, yakni Kudus, Jakarta, Tangerang, Bandung, Solo, Surabaya, dan Semarang.