BACAKORAN.CO - Nilai tukar rupiah merosot tajam hingga hampir menembus Rp16.000 per USD.
Pelemahan rupiah ini terjadi setelah Ketua Federal Reserve System alias The Fed Jerome Powell menyampaikan pernyataan bernada hawkish.
The Fed ke depan akan berhati-hati dalam menyesuaikan suku bunga acuan.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (15/11/2024), rupiah spot tercatat di posisi Rp15.925 USD, turun 0,44 persen dari posisi penutupan sebelumnya.
BACA JUGA:Bebas PPN 12 persen! Ini Daftar Barang dan Jasa yang Bikin Kantong Tetap Sehat di 2025
Dalam beberapa menit, rupiah makin melemah dengan penurunan 82 poin, menjadikannya mata uang Asia dengan pelemahan terdalam.
Mata uang Asia lainnya pun terpengaruh penguatan dolar AS.
Adapun won Korea Selatan anjlok 0,26 persen, yen Jepang dan yuan China masing-masing turun 0,17 persen, serta peso Filipina ambles 0,10 persen.
Sementara itu, baht Thailand justru melonjak 0,46 persen dan dolar Singapura naik tipis 0,01 persen.
BACA JUGA:Terungkap! Penyelundupan Barang Impor Bikin Rugi Negara Rp216 T, Begini Modusnya!
BACA JUGA:Harga Emas Antam Terus Anjlok, Termurah Kini Rp783 Ribu, Kesempatan Investasi Nih Gaes!
Secara teknis, nilai tukar rupiah kini berada pada level pelemahan Rp15.900-Rp15.950 per USD.
Semakin mendekati batas psikologis Rp16.000 per USD.
Pelemahan ini dipicu oleh penguatan dolar AS yang mencapai indeks 106,83 setelah Powell mengindikasikan The Fed mungkin menunda penurunan suku bunga.