Dalam sebuah acara di Dallas, Powell menyatakan ekonomi AS masih dalam kondisi kuat, memungkinkan The Fed untuk berhati-hati dalam menyesuaikan suku bunga.
BACA JUGA:Klaim Melonjak, BPJS Kesehatan Terancam Defisit Rp20 T, Iuran Jadi Naik Tahun Depan?
BACA JUGA:Terungkap! Ini Alasan Anggaran Perjalanan Dinas Dipangkas hingga 50 Persen!
"Ekonomi menunjukkan kita tidak perlu tergesa-gesa dalam menurunkan suku bunga," ujarnya.
Data pekan ini menunjukkan inflasi inti AS tetap kuat pada Oktober, dengan indeks harga konsumen inti meningkat 0,3 persen selama tiga bulan berturut-turut.
Powell menegaskan komitmennya untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen, meski jalurnya mungkin tidak selalu mulus.
Dampak pernyataan Powell langsung terasa di pasar keuangan, dengan peluang penurunan suku bunga Fed pada FOMC bulan depan turun menjadi 48,3 persen dari 82,5 persen sehari sebelumnya.
BACA JUGA:Emas Antam Diskon Besar! Anjlok Rp40 Ribu per Gram, Cek Harga Sekarang!
BACA JUGA:Terseret Emas Dunia, Begini Pergerakan Harga Emas Antam di Awal Pekan!
Pasar kini memperkirakan Fed mungkin akan menahan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang.
Di pasar Treasury AS, para investor terus menjual surat utang tenor pendek yang sensitif terhadap perubahan suku bunga acuan.
Yield surat utang tenor 2 tahun naik 7,3 basis poin menjadi 4,35 persen, sementara tenor 10 tahun naik 1 basis poin menjadi 4,46 persen.
Di dalam negeri, arus keluar modal asing turut melemahkan posisi rupiah.
BACA JUGA:Bank Emas Indonesia Segera Hadir? Simak Kata Pakar tentang Manfaat dan Tantangannya!
BACA JUGA:Tidak Semua Utang UMKM Bisa Dihapuskan, Maksimal Rp500 Juta, Simak Rincian Syaratnya!
IHSG dibuka melemah 0,31 persen, dengan arus keluar modal asing yang tercatat net sell sejak 6 November lalu.