Padahal di Timnas Indonesia, untuk posisi sayap kanan atau kiri ini ada banyak. Untuk penyerangan, dengan pemain yang suka main melebar ada Rafael Struick, Ragnar Oratmangoen, Marselino Ferdinan, Egy Maulana Vikry, Witan Sulaeman, juga yang terbaru ada Eliano Rijnders.
Ole Romeny mendapatkan perlakuan istiomewa dari rekan setimnya di FC Utrecht-screenshot IG Ole Romeny-
Pelatih Shin Tae Yong pernah buka-bukaan terkait pemain yang dibutuhkan. Pemain itu adalah striker yang haus gol. Hal itu diutarakan saat usai bermain melawan Filipina di akhir Ronde 2 Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Padahal, jika melihat stok pemain Timnas Indonesia memiliki stok penyerang banyak sekali.
Ada Ramadhan Sananta, Dimas Drajad, Hokky Caraka, hingga Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen. Namun Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong belum puas diri.
Ramadhan Sananta hanya dipakai untuk panaskan persaingan saat latihan kemudian saat pemilihan 23 pemain, dia kerap tersisih. Demikian juga dengan Dimas Drajad, nasib striker Persib Bandung itu hampir sama.
Yang agak lumayan itu ya Hokky. Dia kerap masuk daftar susunan pemain (DSP) bahkan kerap mendapatkan menit main meski sedikit dibandingkan striker naturalisasi.
BACA JUGA:8 Pemain Baru Timnas Indonesia Ini Bikin Witan Sulaeman Yakin Indonesia Bisa Panen Poin Lawan Jepang
Sejatinya, Timnas Indonesia memiliki pemain penyerang anyar hasil naturalisasi juga, yaitu Eliano Rijnders. Dia meski main di bek kanan atau kiri, dia juga spesialis main di posisi serang dengan menempati sayap kiri atau kanan atau gelandang serang.
Namun tetap saja ada yang kurang lengkap dari puzzle permainan timnas yang disiapkan Shin Tae Yong. Buktinya, datangnya Eliano tiak menjadikan kekuatan timnas semakin baik.
Sebaliknya, Shin Tae Yong menyisihkan dia. Hanya memainkan 45 menit saat melawan Bahrain dan setelah itu tidak dimainkan bahkan dipulangkan saat melawan China.
Lalu saat melawan Jepang, Eliano bahkan tidak masuk daftar susunan pemain. Padahal dia datang awal saat training camp.
Shin Tae Yong tetap memainkan Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick di depan dengan skema 3-5-2. Namun tetap saja skema penyerangan yang dilakukan lebih banyak berakhir sia-sia.
Peluang yang tercipta menemui ruang hampa. Tidak jadi gol karena akurasi yang kurang dan tidak adanya striker predator di depan gawang lawan.
Hingga akhirnya Ole Romeny didatangkan PSSI untuk menutup titik lemah Indonesia usai perkuat pertahanan dengan datangkan 11 pemain naturalisasi. Kecuali Elkan Bagott, semua pemain bertahan itu masih dipakai sampai saat ini.