Meledak! Kantor BKPSDM Papua Selatan Dibakar Massa Protes Seleksi CPNS Diduga Tidak Transparan

Kamis 21 Nov 2024 - 19:48 WIB
Reporter : Ainun
Editor : Ainun

BACAKORAN.CO - Kerusuhan mewarnai Kabupaten Mappi, Papua Selatan, pada Senin (18/11/2024), ketika massa yang kecewa terhadap hasil seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) merusak dan membakar kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM).

Aksi ini menjadi puncak protes atas dugaan ketidaktransparanan proses seleksi CPNS yang dianggap merugikan putra-putri asli Papua.

Massa yang merasa tidak puas dengan hasil seleksi CPNS terlebih dahulu merusak fasilitas di sekitar kantor BKPSDM, termasuk kantor DPRD Mappi, taman, dan videotron yang berdekatan.

BACA JUGA:Selamat! 37.849 Peserta CPNS Kemenag 2024 Lolos SKD, Apkah Namamu Salah Satunya? Ini Tahapan Selanjutnya

BACA JUGA:Selamat untuk 37.849 Peserta Lolos SKD CPNS Kemenag 2024, Siap Lanjut ke Tahap SKB, Cek Info Selengkapnya

Aparat TNI dan Polri yang berada di lokasi tidak mampu menahan amarah massa yang terus memuncak hingga akhirnya kantor BKPSDM dibakar.

Menurut saksi di lokasi, massa memprotes standar nilai seleksi CPNS yang dinilai tidak adil.

Mereka menuduh bahwa banyak posisi strategis justru diberikan kepada pelamar dari luar daerah, sementara lulusan asli Kabupaten Mappi diabaikan.

"Saudara-saudara kami merasa dirugikan. Banyak sarjana asli Mappi kalah bersaing dengan pelamar dari luar, padahal ini adalah kesempatan bagi orang asli Papua," ujar Maksi Tokiyo salah satu pelamar CPNS, dilansir kanal youtube Official iNews.

BACA JUGA:Siap-Siap! Ini Jadwal Lengkap SKB CPNS 2024, Awas Jangan Sampai Ketinggalan

BACA JUGA:WOW! 685 Peserta SKD CPNS 2024 di Mataram Lulus Passing Grade, Siap-Siap Hadapi Tahap Selanjutnya!

Massa juga meminta agar Bupati Kabupaten Mappi bertanggung jawab atas hasil seleksi CPNS yang mereka nilai tidak berpihak kepada warga lokal.

Mereka mendesak pemerintah daerah untuk memberikan penjelasan transparan dan menjanjikan evaluasi ulang terhadap proses seleksi.

"Jika Bupati tidak menemui kami, aksi akan terus berlanjut. Kami tidak hanya butuh janji, tetapi keadilan bagi masyarakat asli Papua," tegas Maksi Tokiyo.

Kerusakan akibat aksi anarkis ini cukup parah.

Kategori :