Meski tidak muncul di era pemerintahan Deru, namun sebagai gubernur, Herman Deru turut bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang ada.
BACA JUGA:Jelang Pencoblosan Pilkada 2024, Teguh Setyabudi Pastikan Jakarta Tetap Kondusif
Argumen itu, tutur Bagindo, juga cenderung sangat normatif dan tidak menghadirkan alternatif terhadap masalah yang tengah dihadapi.
“Herman Deru cenderung mengelak terhadap permasalahan yang memang tidak muncul di era pemerintahan dia.
“Tidak bisa begitu. Masalah itu tetap harus diselesaikan.
Nggak mungkin masalah Masjid Sriwijaya kita kembalikan lagi ke Pak Alex,” terang Bagindo.
BACA JUGA:Beban Berlipat, Bawaslu Usul Pemilu dan Pilkada Digelar di Tahun Berbeda
BACA JUGA:Pilkada Prabumulih, Dugaan Money Politik Modus Surat Tugas dan Uang Transport Dilaporkan ke Bawaslu
“Pemerintahan itu sistemnya berkelanjutan, nomenklaturnya itu jabatan atau institusi gubernur, bukan personal.
Jadi kalau ada masalah di era gubernur sebelumnya, gubernur selanjutnya ya tetap bertanggung jawab menyelesaikannya,” terangnya.
Berdasarkan penilaan Bagindo, secara keseluruhan, paslon nomor urut 02, Eddy Santana Putra-Riezky Aprilia tampak jauh lebih menonjol ketimbang paslon lain.
Menurut Bagindo, baik Eddy maupun Riezky, keduanya sama-sama ingin tampak lebih dominan.
BACA JUGA:Ahokers dan Anak Abah Bersatu Dukung Pramono-Rano, Pilkada DKI Cukup Satu Putaran
Hal tersebut terlihat pada saat keduanya mendapat kesempatan untuk berbicara.