Mereka tampak saling bergantian berbicara dengan menyampaikan argumennya masing-masing.
Akan tetapi, Bagindo menganggap pertanyaan maupun pernyataan yang diajukan keduanya justru terkesan menyerang ketimbang fokus pada pemecahan masalah.
BACA JUGA:Kotak Kosong Menang Pilkada, Kapan Pemilihan Ulang Digelar? Simak Putusan MK Terbaru!
BACA JUGA:Bansos Setop Sampai Pilkada Serentak Usai! Begini Aturan Baru dari Kemendagri
“Kelebihan paslon 02, mereka lebih cerdas dan tangkas, tetapi mereka itu murni menyerang. Dua-duanya bicara.
Terjadi upaya saling menonjol antara Eddy dan Riezky. Mungkin karena mereka sama-sama tergolong cerdas, ya, jadi mereka berdua seperti nya bersaing, ingin saling menonjol,” kata dia.
Sedangkan, paslon nomor urut 03, yakni Mawardi Yahya-Anita Noeringhati jauh lebih mengunggulkan sosok wakil.
Dalam beberapa kali kesempatan, Anita lebih banyak menguasai mikrofon ketimbang Mawardi.
BACA JUGA:Debat Kedua Pilkada Tangerang 2024, Maesyal-Intan Usung 5 Misi untuk Kabupaten Sejahtera
BACA JUGA:PTPS Kota Semarang Resmi Dilantik, Siap Awasi 2.358 TPS untuk Sukseskan Pilkada 2024
Masih menurut Bagindo, dia menilai bahwa Mawardi menyadari kekurangannya, sehingga dia memberikan ruang lebih banyak kepada Anita untuk berargumen di atas panggung.
“Meski yang menonjol wakilnya, tapi Pak Mawardi masih tampil legowo dan hanya menyampaikan hal-hal penting saja.
Pak Mawardi sadar akan kekurangannya, makanya dia beri ruang yang lebih luas untuk Ibu Anita dalam merepresentasikan gagasan maupun argumentasi nya, karena Beliau menganggap sejatinya Ibu Anita itu memang lebih cerdas juga lugas,” tutupnya. (Bij)