Pemerintah provinsi tengah berupaya memediasi konflik dengan mengadakan pertemuan terpisah dengan perwakilan kedua komunitas.
BACA JUGA:Dugaan Korban Pembunuhan! Wanita Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumah Sendirian
BACA JUGA:Tragis! Longsor di Purworejo Tewaskan 4 Orang, Korban Terakhir Ditemukan Tertimbun Tebing
Namun, proses ini tidak berjalan mulus.
Bahkan, helikopter yang membawa negosiator ditembaki saat tiba di Kurram, meski tidak ada korban dalam insiden tersebut.
Menteri Hukum Khyber Pakhtunkhwa, Aftab Alam Afridi, menyatakan bahwa prioritas utama saat ini adalah menciptakan gencatan senjata.
"Prioritas kami saat ini adalah menengahi gencatan senjata antara kedua belah pihak. Setelah itu tercapai, kami dapat mulai mengatasi masalah yang mendasarinya," katanya.
BACA JUGA:Tragedi di Padang Lawas Sekeluarga Tewas Tertimbun Longsor, 3 Warga Luka-Luka
BACA JUGA:Ungkap Sang Ibu, Sebelum Tewas Ditembak, AKP Ryanto Ulil Sempat Ingin Berhenti Jadi Polisi
Distrik Kurram memiliki sejarah panjang konflik sektarian.
Sebelum ini, pada Juli hingga September 2024, bentrokan serupa menewaskan puluhan orang.
Bahkan, hanya sebulan lalu, 16 orang, termasuk wanita dan anak-anak, menjadi korban kekerasan sektarian di wilayah ini.
Menurut data Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan, sebanyak 79 orang tewas dalam konflik sektarian sepanjang Juli hingga Oktober.
BACA JUGA:Ada 68 Pendaki Saat Gunung Dempo Erupsi, PVMBG Himbau Masyarakat untuk Waspada!
BACA JUGA:Polisi Gerebek Markas Judi Online di Apartemen Mewah Batam, 11 Tersangka Ditangkap!
Demonstrasi mengecam kekerasan ini juga digelar di kota-kota besar seperti Lahore dan Karachi, menuntut perdamaian dan keadilan.