Putin Siap Produksi Massal Senjata Barunya, Presiden Ukraina Ketar-ketir Minta Bantuan NATO

Minggu 24 Nov 2024 - 21:20 WIB
Reporter : Desta
Editor : Desta

BACAKORAN.CO - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut akan tetap melanjutkan eksperimen rudal balistik dan hipersonik ke Ukraina.

Rusia menguji coba rudal hipersonik tersebut ke wilayah Ukraina, pada Kamis (21/11), menandai babak baru dalam konflik antara kedua negara.

Penembakan rudal tersebut dilakukan setelah Gedung Putih mengizinkan Ukraina untuk menembakkan rudal jarak jauhnya ke Rusia.

Dalam sebuah pertemuan dengan pimpinan kementerian pertahanan Rusia, Putin mengklaim bahwa rudal tersebut tidak dapat dicegat oleh pertahanan udara.

BACA JUGA:Rudal NATO Mengguncang! Puluhan Perwira Rusia dan Korea Utara Tewas di Serangan Ukraina

BACA JUGA:Putin Naik Pitam! Negara Pemasok Senjata Ukraina Terancam Serangan Balasan

Ia juga mengatakan Rusia akan memulai produksi massal senjata barunya.

Putin juga menyebut Rusia sedang mengembangkan beberapa sistem persenjataan serupa yang akan diuji coba lebih lanjut.

"Berdasarkan hasil uji coba, senjata-senjata ini juga akan mulai diproduksi. Artinya, kami sedang mengembangkan seluruh lini sistem jarak menengah dan jarak pendek," katanya.

Sehari setelah Rusia menembakkan rudal "Oreshnik" ke kota Dnipro, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan tersebut, dan mengatakan dalam sebuah video yang diposting di Telegram bahwa.

BACA JUGA:Peringatan 1.000 Hari Invasi Rusia, Dubes Ukraina Singgung Perdamaian Global

BACA JUGA:Biden Beri Lampu Hijau! Ukraina Siap Ledakkan Target di Rusia dengan Rudal Jarak Jauh AS

"hari ini, tetangga kita yang gila itu sekali lagi menunjukkan siapa dia sebenarnya dan bagaimana dia merendahkan martabat, kebebasan, dan kehidupan manusia pada umumnya." Ujar Volodymyr Zelensky.

Zelensky mengatakan pada Jumat (22/11), Ukraina mengadakan pertemuan dengan para sekutunya untuk mengembangkan "sistem pertahanan udara yang baru" untuk menanggapi ancaman baru dari Rusia.

Terpisah, dua pejabat AS dan seorang pejabat Barat mengatakan rudal balistik "eksperimental" tersebut membawa beberapa hulu ledak, yang mungkin merupakan pertama kalinya senjata semacam itu digunakan dalam perang.

Kategori :