BACAKORAN.CO - Rekaman CCTV dari minimarket di Jalan Candi Penataran Raya, Kalipancur, Ngaliyan, Semarang, menjadi sorotan dalam kasus penembakan yang melibatkan seorang polisi terhadap siswa SMK 4 Semarang berinisial GRO.
Karyawan minimarket bernama Reza mengungkap fakta penting dari rekaman tersebut.
Menurut Reza, polisi datang ke minimarket sebanyak dua kali, yaitu pada Minggu, 24 November 2024 sekitar pukul 09.00 WIB, dan Senin, 25 November 2024, pukul 10.00 WIB, untuk mengambil rekaman CCTV dari kamera depan dan atas toko.
“Saya sempat melihat rekaman itu sekitar 20 detik. Yang terlihat hanya seorang pria dengan motor matik turun di tengah jalan, lalu menghalangi orang yang lewat sambil membawa celurit,” ungkapnya dilansir dari kanal youtube Harian Surya.
Rekaman CCTV tidak menunjukkan adanya tawuran di lokasi tersebut. “Yang terlihat hanyalah seorang pria dengan motor besar, kemungkinan PCX, turun dan mengayunkan celurit ke arah beberapa orang yang lewat. Namun, tidak ada korban terluka,” tambah Reza.
Ia juga menegaskan bahwa lokasi ini memang rawan aksi kriminal pada malam hari, tetapi tidak pernah menjadi tempat tawuran.
Polisi telah melakukan prarekonstruksi di tiga lokasi berbeda, yakni Gereja Baptis Indonesia Ngemplak Simongan, toko bangunan di Jalan Untung Suropati Manyaran, dan depan minimarket di Jalan Candi Penataran Raya.
BACA JUGA:Oknum Polisi yang Tembak Siswa SMK di Semarang Dinilai Sudah Melanggar Prinsip dan Harus Ditindak!
Dalam prarekonstruksi tersebut, empat tersangka yang diduga terlibat dalam insiden ini turut dihadirkan, yaitu MPL, DP, AD, dan HRA.
Menurut keterangan Kombes Artanto, lokasi pertama menjadi titik pertemuan dua gengster yang kemudian memicu aksi saling kejar hingga mencapai lokasi ketiga, tempat kejadian penembakan.
Meskipun polisi menyatakan bahwa insiden ini terjadi saat mengejar pelaku tawuran, fakta dari rekaman CCTV justru menunjukkan hal berbeda.
Tidak ada indikasi tawuran massal, melainkan hanya seorang pria bersenjata celurit yang menghadang jalan.