BACAKORAN.CO - PSSI melakukan terobosan bahwa Liga 1 2024/2025 menggunakan VAR alias Video Assistant Referee. Selama 11 pekan berlangsung, 412 kali kejadian di cek melalui VAR.
Masuknya VAR ke Liga Indonesia adalah untuk meningkatkan keadilan dan akurasi keputusan wasit. Hasilnya, penggunaan VAR dari pekan pertama hingga pekan ke-11 mencatatkan sejumlah fakta menarik yang mengubah jalannya pertandingan.
Selama 11 pekan pertama, tercatat sebanyak 412 kali cek VAR dilakukan. Dari jumlah tersebut, 36 kali tinjauan lapangan langsung (On-Field Review/OFR) dilakukan oleh wasit.
Kemudian mayoritas keputusan dikonfirmasi tanpa memerlukan OFR.
BACA JUGA:PSIS Impor Striker Brasil Hadapi Putaran 2 Liga 1 2024/2025, Ini Keunggulannya
Menurut catatan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi, ada beberapa kategori cek yang paling sering dilakukan. Goal check mendapatkan catatan terbanyak.
Goal Check sebanyak 234 kali. Jumlah ini menjadikannya kategori cek terbanyak.
Kemudian penalty check sebanyak 92 kali dan possible direct red card check sebanyak 58 kali.
PT LIB juga mencatat sejumlah insiden penting berhasil diidentifikasi dan diperbaiki oleh VAR. Misal, kasus salah identitas (mistaken identity), pelanggaran keras, hingga validasi gol yang awalnya dianulir oleh wasit di lapangan.
VAR ikut mempengaruhi jalannya pertandingan di Liga 1 -lib-
Penggunaan VAR juga memengaruhi durasi waktu tambahan dalam pertandingan, terutama ketika insiden kompleks membutuhkan peninjauan yang mendalam.
Rata-rata, VAR menambahkan 5-9 menit waktu tambahan per pertandingan.
BACA JUGA:Komitmen Pembinaan Usai Dini Klub Liga 1 Ini Layak Diapresiasi, Begini Kata Firman Utina
Salah satu pertandingan dengan durasi tambahan signifikan terjadi saat laga Persib Bandung melawan PSBS Biak di pekan pertama, di mana VAR menambahkan total waktu tambahan hingga 8 menit.
“Waktu tambahan akibat penggunaan VAR adalah konsekuensi yang harus dilakukan untuk memastikan keadilan dalam pertandingan. Kami percaya bahwa ini adalah langkah maju untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap sepak bola Indonesia,” ungkap Direktur Operasional PT LIB Asep Saputra.