BACA JUGA:Israel Serang Lebanon Selatan, 6 Orang Tewas di Tengah Gencatan Senjata
Hizbullah, yang didukung Iran, dilaporkan telah menarik ratusan pejuangnya dari Kota Qusayr, wilayah penting di perbatasan Suriah-Lebanon.
Konvoi mereka bahkan diserang oleh Israel saat proses evakuasi berlangsung.
Rusia, yang selama ini menjadi penyokong utama Assad, kini lebih fokus pada konflik di Ukraina.
Iran, meski terus mendukung Assad, menghadapi keterbatasan dalam memberikan bantuan akibat konflik yang melelahkan dengan Israel.
BACA JUGA:Miris! Kasus Dugaan Pelecehan Oleh Agus Buntung, Korban Bertambah Jadi 15 Orang, Ada Bukti Ini
BACA JUGA:Raup Ratusan Juta Pemilik Klinik Kecantikan Ria Beauty Ditangkap, Kini Terancam 12 Tahun Penjara
Negara-negara seperti Qatar, Arab Saudi, Yordania, dan Rusia telah menyerukan solusi politik untuk krisis ini.
Namun, situasi di Suriah yang terus berubah setiap jam membuat upaya diplomasi tampak sulit diwujudkan.
Konflik yang telah berlangsung sejak 2011 ini membawa dampak luar biasa, termasuk pengungsian massal jutaan warga dan lahirnya kelompok militan seperti Hayat Tahrir al-Sham.
Meskipun mereka kini dianggap sebagai pahlawan revolusi, sebagian besar warga Suriah tetap khawatir akan kemungkinan diberlakukannya pemerintahan berbasis hukum Islam yang ketat di bawah kendali mereka.
BACA JUGA:Prabowo Putuskan Tetap Akan Menaikkan Pajak PPN 12 Persen Tahun 2025, Ini 2 Alasannya
Dengan Assad yang kini kabur dan pemerintahannya runtuh, masa depan Suriah tampak tidak pasti.
Revolusi telah membawa perubahan besar, tetapi jalan menuju stabilitas dan perdamaian masih panjang.