Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa mengizinkan serangan-serangan ini akan mengubah secara drastis sifat konflik dan akan sama saja dengan keterlibatan langsung NATO.
BACA JUGA:Rudal NATO Mengguncang! Puluhan Perwira Rusia dan Korea Utara Tewas di Serangan Ukraina
BACA JUGA:Perang Memanas di Lebanon, 3 Tentara Israel Tewas, Termasuk Seorang Berusia 70 Tahun
Ini dikhawatirkan sejumlah analis akan membuka pintu ke perang yang lebih besar seperti nuklir dan PD 3.
Rusia menggunakan sistem rudal balistik hipersonik Oreshnik yang baru untuk pertama kalinya, menyerang pabrik militer Yuzhmash di kota Dnepr, Ukraina.
Saat itu, Putin mengatakan senjata baru itu dapat digunakan sebagai balasan terhadap "rezim Kiev" jika serangan Ukraina terhadap Rusia dengan rudal jarak jauh yang disediakan Barat terus berlanjut.
"Dengan target yang berpotensi mencakup pusat-pusat pengambilan keputusan Ukraina, serta fasilitas-fasilitas militer dan industri," tegasnya.
BACA JUGA:Peringatan 1.000 Hari Invasi Rusia, Dubes Ukraina Singgung Perdamaian Global
BACA JUGA:Erdogan Peringatkan Barat Atas Doktrin Nuklir Rusia Sebagai Bentuk Pertahanan Diri
Rudal ini diluncurkan dari sistem seperti HIMARS atau M270 dan mengikuti lintasan kuasi-balistik. Hal itu menyebabkannya sulit dideteksi dan dicegat.
"Rudal ini dapat menjangkau lebih jauh ke Rusia daripada rudal Ukraina lainnya meski tidak dapat menjangkau sejauh rudal jelajah atau rudal balistik antarbenua," tambahnya.