Sejak kecil ia terbiasa dimanja, sehingga sering menjadi pusat perhatian yang kurang menyenangkan di antara teman-temannya.
Berdasarkan informasi dari narasumber anonim, sikap manjanya ini membuatnya kurang diterima oleh satu angkatannya.
"anak tunggal kaya raya emang udah dimanja dan ga disenengin 1 angkatan," ungkap seorang sumber yang tidak disebutkan namanya.
Karena kurang memiliki teman ibunya Sri Meilina sering berusaha membeli pertemanan untuk Lady dengan mengajak teman-temannya makan di restoran mahal seperti Aston dan Novotel.
BACA JUGA:Dekan FK Unsri Buka Suara soal Penganiayaan Dokter Koas di Palembang
"awalnya baik aja tapi lama-lama kawan-kawan (lady) ngerasa dimanfaatin, jadinya udah pada ngecutoff lama," tambahnya.
Di media sosial disebutkan bahwa ketika insiden pemukulan terjadi Lady sedang menonton konser di Jakabaring.
WAKTU KEJADIAN MAMA NYA ANIAYA ANAK ORANG, YANG BERSANGKUTAN AKA LADY. LAGI ASYIKKK NONTON KONSER GAIS????↔️????????????
— ????????♀️ (@jaepcy28) December 12, 2024
mamanya ga mau tanggung jawab wkwkwkw tapi pas dibilang mau dibawa jalur hukum baru dehhh ngemis damai. T*I https://t.co/mGmkkqNPJp pic.twitter.com/SlM06s4WZZ
Bahkan ada kabar bahwa Lina Dedy mencoba mengintimidasi pemilik kafe untuk mematikan CCTV yang merekam aksi tersebut.
Beruntung seorang karyawan kafe berani merekam tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh Datuk supir Sri Meilina.
BACA JUGA:Viral Aksi Penganiayaan Dokter Muda di Palembang, RSUD Siti Fatimah Buka Suara, Ini Penjelasannya
BACA JUGA:Disebar Netizen di Sosmed, Ini Dia Poto Anak Pelaku Pengeroyokan Dokter Muda di Palembang
Reaksi Pacar Lady Aurellia Pramesti Beri Dukungan Usai Penganiayaan Dokter Muda di Palembang, Warganet: Kocak!
Viral sosial media kasus penganiayaan dokter muda bernama Luthfi di Palembang.
Kasus ini menyeret nama Lady Aurellia Pramesti diduga sosok yang memicu konflik tersebut.
Kini pacarnya Pratama Budi yang bikin waganet murka atas unggahan story instagram memberikan dukungan yang kepada Lady Aurellia Pramesti yang menjadi dalang atas penganiayaan dokter muda di Palembang.