Berdasarkan sumber berita dilansir Bacakoran.co dari radartarakan.jawapos.com Berjudul Sebelum Di OTT, Pejabat BBPJN Kaltim Tangani Proyek IKN.
Ada beberapa pejabat yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Mereka adalah Rahmat Fadjar, Riado Sinaga, Abdul Nanang Ramis, Nono Mulyono, dan Hendra Sugiarto, yang masing-masing memiliki peran berbeda dalam proyek jalan tersebut.
Meskipun Dedy Mandarsyah tidak termasuk ke dalam daftar tersangka kehadirannya sebagai saksi dalam proyek ini tetap menjadi perhatian publik.
Netizen 'Silaturahmi' ini Potret Aset Tersembunyi Dedy Mandarsyah Tak Tercatat di LHKPN, Rumah Mewah Lady
Ramai di sosial media netizen mengungkapkan aset rumah mewah Dedy Mandarsyah pejabat PUPR yang saat ini menjabat sebagai Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat semakin memanas.
Perhatian publik terfokus pada aset yang tidak tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) terutama rumah mewah yang dihuni oleh putrinya Lady Aurellia Pramesti.
Kontroversi ini berawal dari keluhan Lady Aurellia seorang koas dokter terkait jadwal piket di Rumah Sakit Siti Fatimah.
Keluhan ini kemudian berujung pada insiden yang melibatkan sang ibu Sri Meilina yang diduga melakukan penganiayaan terhadap sesama dokter muda bernama Luthfi di Palembang.
BACA JUGA:Terungkap! Polisi Ungkap Motif Tersangka Penganiayaan Dokter Koas di Palembang
Lady Aurellia diketahui tinggal di sebuah rumah mewah yang beralamat di Jalan Supeno Nomor 9, Palembang, Sumatera Selatan, yang ternyata tidak tercatat dalam LHKPN ayahnya.
Dari penelusuran digital rumah tersebut tengah direnovasi dan memiliki ciri khas gerbang besar serta desain klasik.
Di halaman rumah terdapat beberapa mobil terparkir dan sebuah papan nama yang menunjukkan usaha tenun milik ibunya, Sri Meilina.
Dikutip Bacakoran dari X (twitter) akun @partaisocmed membagikan rumah tempat usaha Sri Meilina ibu dari Lady.
"Mengenai jumlah mobil yg cuma satu itu lumrah saja. Biasanya orang kaya memang lebih memilih kepemilikan mobil-mobilnya atas nama perusahaan bukan atas nama pribadi. Tapi yg lucu sopir keluarga ini suka pakai baju merah jangan-jangan si sopir tidak ganti baju sejak 2015?," Tulisnya.
Mengenai jumlah mobil yg cuma satu itu lumrah saja. Biasanya orang kaya memang lebih memilih kepemilikan mobil2nya atas nama perusahaan bukan atas nama pribadi.
— #99 (@PartaiSocmed) December 14, 2024
Tapi yg lucu sopir keluarga ini suka pakai baju merah, jangan2 si sopir tidak ganti baju sejak 2015? ???? pic.twitter.com/7dHNqOZx38
Hal ini menimbulkan spekulasi mengenai tata kelola aset keluarga Dedy Mandarsyah.