BACAKORAN.CO - China kembali menjadi sorotan dunia kesehatan setelah terjadinya lonjakan kasus Human Metapneumovirus (HMPV), terutama di provinsi-provinsi utara.
Virus yang pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Belanda pada 2001 ini menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan gangguan kekebalan tubuh.
HMPV adalah virus pernapasan yang menyerupai flu biasa dan tergolong dalam kelompok yang sama dengan Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Virus ini dapat menyebar melalui droplet (partikel air liur), kontak langsung, atau permukaan benda yang terkontaminasi.
BACA JUGA:Lagi, Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang-Solo, Truk Kimia Tumpah, Asap Putih Picu Kepanikan
BACA JUGA:Dramatis! Pemilik Rental Tewas Ditembak Saat Kejar Mobil di Tol Tangerang-Merak, 1 Orang Kritis
Meskipun dipercaya telah ada selama lebih dari 50 tahun, peningkatan kasus baru-baru ini menjadi sinyal untuk meningkatkan kewaspadaan.
Musim dingin hingga awal musim semi menjadi puncak infeksi HMPV, dengan data menunjukkan peningkatan kasus terutama pada anak-anak di bawah usia 14 tahun.
Gejala umum meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, sesak napas, dan sakit tenggorokan.
Pada kasus yang lebih serius, HMPV dapat menyebabkan bronkitis atau pneumonia, terutama pada kelompok rentan.
BACA JUGA:Akhirnya BKN Umumkan Kelulusan PPPK Guru Tahap 1, Simak Info Lengkap Cara Cek dan Daftarnya Sekarang
Kelompok berisiko tinggi meliputi bayi, anak-anak di bawah 5 tahun, lansia di atas 65 tahun, individu dengan penyakit paru-paru kronis seperti asma atau PPOK, serta mereka yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh.
Bagi kelompok ini, penting untuk segera mendapatkan perawatan jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.
Meskipun belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV, pencegahan tetap menjadi langkah utama.