
Namun, informasi tersebut akhirnya terungkap setelah salah satu teman korban yang berinisial RO memberitahu bahwa pelaku pemukulan adalah RB.
Merasa khawatir dengan kondisi anaknya yang semakin memburuk dan tampak membungkuk karena kesakitan, ibu korban mencoba mencari solusi dengan melaporkannya ke wali kelas.
Di sisi lain, korban juga mengaku bahwa ia kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan karena berbeda agama dari teman-temannya.
Hal ini tentu membuat sang ayah marah besar.
BACA JUGA:Diduga Sakit Hati Dibully Soal Teman Wanita, Siswa SMP Tikam 2 Temannya Hingga Luka Parah
Wali kelas Febri mengaku tidak mengetahui kejadian pemukulan tersebut sebelumnya, namun ia segera menyampaikan informasi tersebut kepada kepala sekolah.
Mediasi Dilakukan, Namun Nyawa Tak Tertolong
Dua hari setelah laporan tersebut, pada Jumat (23/5/2025), kepala sekolah bernama Sutarno memanggil para terduga pelaku untuk dilakukan mediasi.
Dalam mediasi tersebut, orangtua korban turut hadir dan tercapai kesepakatan damai, meskipun kondisi korban masih tampak sangat lemah dan terus membungkuk karena kesakitan.
BACA JUGA:Skandal Bullying PPDS Undip: Sertifikat Zara Yupita Ditunda, Netizen Bongkar Keganjilan Universitas!
Namun, tragedi terjadi pada Senin dini hari, 26 Mei 2025, sekitar pukul 02.30 WIB. Wali kelas korban yang lain, Eka Juliarti, mendapat kabar duka dari orangtua korban yang mengabarkan bahwa KB telah meninggal dunia.
Mereka pun meminta Eka untuk datang melayat.
Orangtua Korban Tak Terima, Kasus Dibawa ke Jalur Hukum
Kematian sang anak membuat orangtua korban tidak tinggal diam.