bacakoran.co

Memahami Kehadiran Anak-Anak di Masjid: Sebuah Pandangan yang Bijaksana

Bagaimana menghadapi anak-anak yang bermain di masjid--

Mengapa Anak-Anak Berkumpul di Masjid?

BACAKORAN.CO - Ketika waktu salat ashar dan terutama salat maghrib tiba, seringkali kita melihat anak-anak usia sekolah dasar berkumpul di masjid.

Dimana mereka terlihat antusias mengikuti salat berjemaah bersama orang dewasa.

Namun, tidak jarang pula mereka terlibat dalam permainan atau bercanda di dalam masjid, yang kadang-kadang menimbulkan kegaduhan.

Bagaimana seharusnya kita merespons kondisi ini? Bagaimana sikap yang tepat terhadap anak-anak yang sesekali bermain atau bercanda di masjid? Mari kita eksplorasi lebih lanjut.

BACA JUGA:SERUKAN! Tolak Masjid Jadi Tempat Kampanye Politik

Fitrah Anak-Anak dan Keberadaan Mereka di Masjid

Bercanda dan bermain adalah bagian dari fitrah anak-anak, terutama anak usia dini. Kita tidak dapat menghindari kenyataan ini.

Namun, perlu diakui bahwa candaan mereka terkadang dapat mengganggu kenyamanan jemaah dewasa yang sedang melaksanakan salat.

Imam Al-Ghazali memberikan pandangan yang bijaksana terkait dengan kemunkaran di masjid dan batasan-batasannya. Beliau menyatakan bahwa anak-anak kecil boleh masuk ke masjid selama mereka tidak bermain di dalamnya. 

Bermain di masjid sebenarnya tidak dilarang, kecuali jika mereka menjadikan masjid sebagai tempat bermain rutin.

Jika hal ini terjadi, maka wajib untuk melarang mereka bermain di masjid karena bermain di masjid dianggap tidak halal jika dilakukan secara berlebihan.

BACA JUGA:Viral Aksi Bapak-bapak Tendang Kepala Bocah di Masjid, Netizen: Astagfirllah Jahat Banget

Sunnah Rasulullah SAW Terkait dengan Anak-Anak di Masjid

Memahami Kehadiran Anak-Anak di Masjid: Sebuah Pandangan yang Bijaksana

Hendra Agustian


mengapa anak-anak berkumpul di masjid?

bacakoran.co - ketika waktu ashar dan terutama salat maghrib tiba, seringkali kita melihat anak-anak usia sekolah dasar berkumpul di masjid.

dimana mereka terlihat antusias mengikuti salat berjemaah bersama orang dewasa.

namun, tidak jarang pula mereka terlibat dalam permainan atau bercanda di dalam yang kadang-kadang menimbulkan kegaduhan.

bagaimana seharusnya kita merespons kondisi ini? bagaimana sikap yang tepat terhadap yang sesekali bermain atau bercanda di masjid? mari kita eksplorasi lebih lanjut.

fitrah anak-anak dan keberadaan mereka di masjid

bercanda dan bermain adalah bagian dari fitrah anak-anak, terutama anak usia dini. kita tidak dapat menghindari kenyataan ini.

namun, perlu diakui bahwa candaan mereka terkadang dapat mengganggu kenyamanan jemaah dewasa yang sedang melaksanakan salat.

imam al-ghazali memberikan pandangan yang bijaksana terkait dengan kemunkaran di masjid dan batasan-batasannya. beliau menyatakan bahwa anak-anak kecil boleh masuk ke masjid selama mereka tidak bermain di dalamnya. 

bermain di masjid sebenarnya tidak dilarang, kecuali jika mereka menjadikan masjid sebagai tempat bermain rutin.

jika hal ini terjadi, maka wajib untuk melarang mereka bermain di masjid karena bermain di masjid dianggap tidak halal jika dilakukan secara berlebihan.

sunnah rasulullah saw terkait dengan anak-anak di masjid

rasulullah saw juga memberikan contoh yang bijaksana terkait dengan kehadiran anak-anak di masjid. hadits yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim mengisahkan bagaimana rasulullah saw diam ketika aisyah ra melihat anak-anak habasyah bermain dan berdansa di masjid pada hari idul fithri. 

rasulullah saw tidak melihat candaan mereka sebagai sebuah kemunkaran, sehingga beliau saw dengan tenang menyaksikannya.

rasulullah saw bahkan tidak mengganggap permainan anak-anak tersebut sebagai sesuatu yang negatif.

pentingnya pengawasan terhadap anak-anak di masjid

meskipun kehadiran anak-anak di masjid adalah sesuatu yang perlu dimaklumi, kita perlu mengingat bahwa anak-anak di bawah usia lima tahun mungkin belum dapat mengendalikan diri mereka sendiri. 

oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mendampingi anak-anak kecil mereka di masjid dan memastikan bahwa mereka tidak mencemari masjid dengan kemungkinan najis.

pengurus masjid dan jamaah dewasa juga harus memiliki pemahaman dan kesadaran bahwa kehadiran anak-anak, terutama yang berusia di atas lima tahun, adalah sesuatu yang patut disyukuri. 

mereka adalah generasi muda yang akan membawa tradisi ke masjid sejak dini. oleh karena itu, menciptakan "masjid yang ramah anak" memerlukan kesiapan manajemen, pengaturan tata ruang, dan kesadaran seluruh jamaah.

penanganan candaan anak-anak yang mengganggu

terakhir, saat kita dihadapkan pada situasi di mana candaan anak-anak mengganggu kenyamanan jamaah dewasa, penting untuk meresponsnya dengan lemah lembut dan penuh pengertian. 

bentakan atau tindakan kasar tidak diperlukan, karena hal tersebut dapat menciptakan trauma dan dampak negatif pada anak-anak.

penting untuk memahami bahwa anak-anak adalah aset berharga dalam komunitas masjid. melalui pendekatan yang bijaksana, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan spiritual mereka tanpa mengorbankan kenyamanan jamaah dewasa.

dalam kesimpulan, menghadapi kehadiran anak-anak di masjid adalah sebuah tantangan yang membutuhkan pemahaman, kesabaran, dan pendekatan yang bijaksana. 

dengan menjaga keseimbangan antara memahami fitrah anak-anak dan menjaga kenyamanan jamaah dewasa, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis di dalam masjid yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh komunitas. semoga masjid kita menjadi tempat yang ramah dan mendidik bagi generasi muda kita.(*)

Tag
Share