Jalur Gaza Dijuluki 'Penjara Terbuka"'Terbesar di Dunia, Kondisi Masyarakat Semakin Memburuk

Jalur Gaza sebagai 'Penjara Terbuka' terbesar di dunia dalam kondisi yang semakin memburuk--

BACAKORAN.CO - Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) telah menggambarkan Jalur Gaza sebagai "penjara terbuka" terbesar di dunia dalam kondisi yang semakin memburuk.

Dalam beberapa hari terakhir, Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza sebagai respons terhadap invasi darat yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh militan Hamas, sekaligus peluncuran ribuan roket dari Gaza ke Israel.

Jalur Gaza adalah sebuah wilayah kantong yang terletak di Palestina, dibatasi oleh Laut Mediterania di barat, Israel di utara dan timur, serta Mesir di selatan.

Wilayah ini memiliki panjang sekitar 25 mil dan lebar 6 mil, dengan populasi sekitar 2,3 juta orang. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi, Jalur Gaza adalah salah satu wilayah terpadat di dunia.

BACA JUGA:Roket Hizbullah Gempur Kibbutz Yiftah, Targetkan Perangkat Pengintai Tentara Israel

Sejak tahun 2007, Jalur Gaza telah berada di bawah blokade yang diimpose oleh Israel dan Mesir, yang membatasi pergerakan orang dan barang ke dan dari wilayah tersebut.

Israel mengendalikan wilayah udara dan garis pantainya serta mengatur barang-barang yang dapat melintasi perbatasan.

Kondisi kemanusiaan di Gaza telah semakin memburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Menurut PBB, lebih dari 80 persen penduduk Gaza hidup dalam kemiskinan, dan akses terhadap air bersih dan listrik berada pada tingkat krisis bahkan sebelum eskalasi kekerasan terbaru.

Air bersih, misalnya, tidak tersedia bagi 95% penduduk Gaza. Tingkat pengangguran mencapai 46% pada kuartal kedua tahun ini.

BACA JUGA:Mengapa Israel Ingin Merebut Masjidil Aqsa, Simak Alasannya Bikin Melongok?

Lebih dari 80% penduduk Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan karena pembatasan pergerakan yang ketat dan ketegangan terus-menerus dengan Israel.

Blokade ini telah menyebabkan kondisi yang sangat sulit bagi penduduk Gaza, dan banyak pihak, termasuk organisasi kemanusiaan, telah menganggapnya sebagai hukuman kolektif.

Selama perang selama 11 hari antara Israel dan Hamas pada tahun 2021, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menggambarkan kondisi anak-anak di Jalur Gaza sebagai "neraka di bumi."

Rumah sakit di wilayah tersebut sering dilanda kekurangan peralatan medis dan obat-obatan akibat blokade yang berkepanjangan.

Terbaru, Israel telah memutus pasokan makanan, air, dan listrik ke wilayah tersebut, yang semakin memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah sangat sulit di Jalur Gaza.

BACA JUGA:Apakah Perang Palestina-Israel Akan Meluas di Timur Tengah, Ini Negara Ikut Berperang Bersama Hamas?

Situasi ini telah menarik perhatian komunitas internasional dan memunculkan kekhawatiran akan nasib rakyat Gaza yang terkurung dalam apa yang digambarkan sebagai "penjara terbuka" terbesar di dunia.

Kondisi ini memicu perdebatan dan keprihatinan global yang semakin meningkat tentang perlunya penyelesaian damai dan upaya kemanusiaan di wilayah tersebut.

Jalur Gaza Dijuluki 'Penjara Terbuka"'Terbesar di Dunia, Kondisi Masyarakat Semakin Memburuk

Yudi

Yudi


bacakoran.co - kelompok hak asasi manusia (ham) telah menggambarkan jalur gaza sebagai "penjara terbuka" terbesar di dunia dalam kondisi yang semakin memburuk.

dalam beberapa hari terakhir, israel melancarkan serangan besar-besaran di jalur gaza sebagai respons terhadap invasi darat yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh militan hamas, sekaligus peluncuran ribuan roket dari gaza ke israel.

jalur gaza adalah sebuah wilayah kantong yang terletak di palestina, dibatasi oleh laut mediterania di barat, israel di utara dan timur, serta mesir di selatan.

wilayah ini memiliki panjang sekitar 25 mil dan lebar 6 mil, dengan populasi sekitar 2,3 juta orang. dengan kepadatan penduduk yang tinggi, jalur gaza adalah salah satu wilayah terpadat di dunia.

sejak tahun 2007, telah berada di bawah blokade yang diimpose oleh israel dan mesir, yang membatasi pergerakan orang dan barang ke dan dari wilayah tersebut.

israel mengendalikan wilayah udara dan garis pantainya serta mengatur barang-barang yang dapat melintasi perbatasan.

kondisi kemanusiaan di gaza telah semakin memburuk dalam beberapa dekade terakhir.

menurut pbb, lebih dari 80 persen penduduk gaza hidup dalam kemiskinan, dan akses terhadap air bersih dan listrik berada pada tingkat krisis bahkan sebelum eskalasi kekerasan terbaru.

air bersih, misalnya, tidak tersedia bagi 95% penduduk gaza. tingkat pengangguran mencapai 46% pada kuartal kedua tahun ini.

lebih dari 80% penduduk gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan karena pembatasan pergerakan yang ketat dan ketegangan terus-menerus dengan israel.

blokade ini telah menyebabkan kondisi yang sangat sulit bagi penduduk gaza, dan banyak pihak, termasuk organisasi kemanusiaan, telah menganggapnya sebagai hukuman kolektif.

selama perang selama 11 hari antara israel dan hamas pada tahun 2021, sekretaris jenderal pbb antónio guterres menggambarkan kondisi anak-anak di jalur gaza sebagai "neraka di bumi."

rumah sakit di wilayah tersebut sering dilanda kekurangan peralatan medis dan obat-obatan akibat blokade yang berkepanjangan.

terbaru, israel telah memutus pasokan makanan, air, dan listrik ke wilayah tersebut, yang semakin memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah sangat sulit di jalur gaza.



situasi ini telah menarik perhatian komunitas internasional dan memunculkan kekhawatiran akan nasib rakyat gaza yang terkurung dalam apa yang digambarkan sebagai "penjara terbuka" terbesar di dunia.

kondisi ini memicu perdebatan dan keprihatinan global yang semakin meningkat tentang perlunya penyelesaian damai dan upaya kemanusiaan di wilayah tersebut.

Tag
Share