bacakoran.co - , video bocah 10 tahun melakukan pernikahan heboh di sosial media, ternyata hal ini adalah hal yang lumrah di daerah ini.

pernikahan bocah berusia 10 tahun di madura telah menciptakan kontroversi yang heboh di jagat maya.

video pernikahan kedua anak tersebut di media sosial dan memicu beragam reaksi dari warganet.

diketahui, pasangan tersebut masih tergolong sangat muda, dan pemuda dalam video tersebut bahkan baru berusia 10 tahun.

video ini menjadi setelah diunggah oleh akun @.

acara pernikahan digelar secara sederhana di teras rumah, tanpa mengenakan baju pengantin.

anak laki-laki dalam video tersebut hanya mengenakan baju koko putih dan peci.

sementara anak perempuan memakai gamis warna ungu tua dan hijab coklat.

dalam video, anak perempuan tampak bahagia sambil memegang sebuah buket uang.

yang diduga sebagai mahar atau mas kawin pernikahan.

saat video tersebut menjadi , banyak warganet merasa prihatin dan mengecam pernikahan anak di bawah umur.

mereka menyoroti masalah ini dari berbagai sudut pandang, termasuk kepatutan usia dan ketentuan undang-undang.

namun, pernikahan dini seperti ini tampaknya masih sering terjadi di madura.

dalam beberapa penelitian, ditemukan bahwa praktik pernikahan dini merupakan bagian dari budaya nenek moyang di madura.

yang melibatkan proses seperti perjodohan anak sejak kecil, praktik jampi-jampi, dan manipulasi usia pernikahan.

pernikahan dini ini seringkali dilakukan secara siri, tanpa mendaftar resmi di (), dengan alasan biaya yang mahal dan rumit.

meski demikian, kasus seperti ini tetap menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat dan memunculkan pertanyaan etis serta hukum.

sementara beberapa warganet menganggapnya sebagai budaya yang lumrah di madura, yang terpenting adalah memiliki cukup uang.

ketidaksetujuan atas pernikahan anak-anak ini memunculkan pertanyaan yang mendalam tentang perlindungan hak anak dan peran undang-undang dalam menjaga kepentingan mereka.

meskipun situasinya masih belum jelas, perdebatan tentang pernikahan dini dan kesejahteraan anak-anak terus berlanjut di tengah perbedaan budaya dan aturan yang ada di madura.***