bacakoran.co

Luar Biasa!, Petani Cabai Bocorkan Cara Menyuburkan Tanah dan Mengendalikan Hama dengan Mudah dan Murah

CABAI : Kelompok Tani Cabai Usaha Tani di Desa Pering Kecamatan Indralaya Utara menunjukkan kebun cabai yang subur--

BACA JUGA:Keajaiban Sumur Adzaq tak Pernah Kering 1400 Tahun, Barakah Rasulullah Hijrah Mekkah ke Madinah,ini Kisahnya!

"Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan biang PGPR. Bahannya cukup murah dan mudah di dapat yaitu akar bambu atau akar putri malu,”cetusnya.

Untuk membuat PPGR menurutnya siapkan sekitar 250 gram akar bambu atau putri malu. Kemudian rendam dalam 1 liter air selama tiga malam.

“Setelah itu siapkan campuran 20 liter air, 1/2 kg dedak bekatul, terasi, 1 sendok makan air kapur sirih,  direbus hingga mendidih kemudian didinginkan,”paparnya.

Setelah dingin kemudian dicampur dengan 1 liter biang PGPR dan ditutup rapat dan diidiamkan satu hingga dua minggu.

BACA JUGA:Digandeng Banyak Merek Internasional, Ini Profil Model Israel May Tager yang Dipilih Dior Gantikan Bella Hadid

"Selain PGPR akar bambu, biang PGPR juga dapat diperoleh dari air kelapa segar yang ditambah gula merah atau tetes tebu yang kemudian difermentasi selama seminggu,”ulasnya.

PGPR akar bambu dan PGPR kelapa yang telah jadi dapat diaplikasikan ke tanah sekitar tanaman dengan perbandingan 200 cc PGPR untuk 14 Liter air.

Aplikasi PGPR untuk tanaman cabe kata Hendriyadi dapat dibuat dengan konsentrasi 5 mili liter per liter air.

“Aplikasinya dengan cara menyiramkan atau menyemprotkan bagian perakaran dengan volume sebanyak 400-600 ml larutan untuk masing-masing tanaman,”jelasnya.Aplikasi dianjurkan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 WIB atau pada sore hari setelah pukul 15.00 WIB.

BACA JUGA:Masuk Masjid Langsung Duduk, Masih Bolehkah Sholat Tahyatul Masjid?, Simak Penjelasan Ustadzah Cantik Ini


Dia mengajak anggota kelompok tani untuk terus melanjutkan produksi APH mengingat harga pestisida dan pupuk yang cukup tinggi. (dik)

Luar Biasa!, Petani Cabai Bocorkan Cara Menyuburkan Tanah dan Mengendalikan Hama dengan Mudah dan Murah

Andika Pratama

Doni Bae


bacakoran.co – di desa pering kecamatan indralaya utara sumatera selatan mencoba menyuburkan lahan pertanian dan mengendalikan hama dengan cara yang mudah dan murah.

jika selama ini mereka selalu mengeluhkan harga pupuk yang mahal dan susah di dapat, kini dengan bahan yang murah dan mudah di dapat, mereka membuat .

salah satu upaya yang mereka lakukan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman agar lebih sehat adalah dengan pemanfaatan

hal ini mereka lakukan sebagai antisipasi mahalnya harga pupuk dan dampak penggunaan pestisida.

mereka mencari cara mengembangkan teknologi pencegahan organisme pengganggu tumbuhan (opt) yang ramah lingkungan yaitu teknologi penerapan pengelolaan hama terpadu (pht).

"melalui kegiatan evaluasi dan farm field day (ffd), para petani diberikan sosialisasi dan edukasi dalam membuat pupuk dan pestisida organik” jelas ketua kelompok tani usaha tani, hendriyadi. “salah satunya membuat pupuk cair pgpr,"katanya

pgpr adalah kelompok bakteri menguntungkan yang mengkolonisasi lapisan tanah tipis antara 1-2 mm di sekitar zona perakaran.

“pengaruh pgpr secara langsung adalah menyediakan dan memobilisasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah,”jelasnya.

selain kata dia, ppgr juga berperan dalam sintesis dan pengontrolan konsentrasi berbagai hormon pemacu pertumbuhan tanaman.

“secara tidak langsung, pgpr berperan melindungi tanaman dengan cara menghambat aktivitas pathogen,”urainya.

selain katta hendriyadi, ppgr juga dapat memperbaiki struktur tanah serta mengikat logam berat yang terdapat di dalam tanah.

“aplikasi pgpr secara teratur pada tanaman  dapat mengurangi intensitas serangan hama penggerek,”jelasnya lebih lanjut.

"hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan biang pgpr. bahannya cukup murah dan mudah di dapat yaitu akar bambu atau akar putri malu,”cetusnya.

untuk membuat ppgr menurutnya siapkan sekitar 250 gram akar bambu atau putri malu. kemudian rendam dalam 1 liter air selama tiga malam.

“setelah itu siapkan campuran 20 liter air, 1/2 kg dedak bekatul, terasi, 1 sendok makan air kapur sirih,  direbus hingga mendidih kemudian didinginkan,”paparnya.

setelah dingin kemudian dicampur dengan 1 liter biang pgpr dan ditutup rapat dan diidiamkan satu hingga dua minggu.

"selain pgpr akar bambu, biang pgpr juga dapat diperoleh dari air kelapa segar yang ditambah gula merah atau tetes tebu yang kemudian difermentasi selama seminggu,”ulasnya.

pgpr akar bambu dan pgpr kelapa yang telah jadi dapat diaplikasikan ke tanah sekitar tanaman dengan perbandingan 200 cc pgpr untuk 14 liter air.

aplikasi pgpr untuk tanaman cabe kata hendriyadi dapat dibuat dengan konsentrasi 5 mili liter per liter air.

“aplikasinya dengan cara menyiramkan atau menyemprotkan bagian perakaran dengan volume sebanyak 400-600 ml larutan untuk masing-masing tanaman,”jelasnya.aplikasi dianjurkan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 wib atau pada sore hari setelah pukul 15.00 wib.


dia mengajak anggota kelompok tani untuk terus melanjutkan produksi aph mengingat harga pestisida dan pupuk yang cukup tinggi. (dik)

Tag
Share