Wow! Kabupaten Ini Ternyata Banyak Simpan Manuskrip Kuno Akasara Ulu, Ini Contohnya dari Abad 18
AKSARA ULU : Salah satu naskah kuno yang menggunakan aksara ulu dari abad 18 ditunjukkan peserta Bimtek kepada nara sumber Dr Nyimas Umi Kalsum SAg MHum (foto ist)--
BACAKORAN.CO – Sejumlah manuskrip atau naskah kuno yaitu yang tersebar di Sumatera Selatan, umumya di tulis menggunakan huruf arab melayu atau jawi. Namun tidak sedikit yang ditulis dengan Aksara Ulu atau disebut juga Aksara Kaganga.
Di Sumatera Selatan, naskah kuno yang menggunakan Aksara Ulu tersebut informasinya di temukan di Kabupaten Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, OKU Timur dan Kota Pagaralam.
Tentu saja bentuk aksara yang tidak lagi banyak dikenal masyarakat itu membuat masyarakat kesulitan untuk membaca dan memahami naskah tulisan tangan yang usianya sudah di atas 50 tahun yang ditemukan.
Terlebih penggunaan Aaksara Ulu tersebut tidak lagi di pelajari secara formal di sekolah atau lembaga pendidikan.
BACA JUGA:Ribuan Manuscript Digital Tersimpan Disini, Ada Manuscript Palembang dan Ogan Komering Ilir
Belum lagi kendala bahasa daerah yang sering digunakan dalam naskah kuno yang ditulis menggunakan aksara tersebut.
Karena itulah Dinas Perpustakaan dan Kersipan Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) Membaca dan Menulis Aksara Ulu. Kegiatan itu digelar Hotel Griya Serasan Sekundang, Muara Enim, Rabu 15 November 2023.
Informasinya sejumlah naskah kuno yang ditemukan di Kabupaten itu ditulis menggunakan Aksara Ulu.
Kegiatan itu menggandeng Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
BACA JUGA:Jusuf Kalla: Setiap Tahapan Pemilu 2024 Masyarakat Harus Kawal Ketat, Aparat Harus Netral dan Adil
Kegiatan itu menghadirkan pembicara DR Nyimas Umi Kalsum SAg M Hum, Dosen Filologi sekaligus Wakil Dekan II Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Muara Enim, Emran Tabrani Msi ketika membuka acara mengatakan bahwa Aksara Ulu mempunyai nilai kebudayaan nasional, sejarah dan juga ilmu pengetahuan.
Menurutnya, sebagai generasi penerus perlu memahami perjalanan sejarah, sehingga perlu dipahami dan kemudian diperkenalkan ke khalayak luas terutama anak anak didik di sekolah.
"Jadi generasi saat ini harus tahu sejarah dari zaman penjajahan hingga bisa merdeka saat ini," terangnya.