Cara Mudah, Murah Untuk Partai Politik & Calon Anggota Legislatif Meraih Suara Maksimal di Pemilu 2024

Seorang calon anggota legislatif sedang memaparkan program kampanye mereka di hadapan pendukungnya. --

BACAKORAN.CO - Jumlah pemilih pemula dalam pemilu 2024 yang masuk Generasi Z (Gen Z) menurut data KPU sekitar 56% dari total keseluruhan DPT nasional. 

Saya bisa pastikan Gen Z yang segitu banyaknya kurang memahami politik, bahkan tidak paham konstitusi. Mereka taunya hanya sekadar kontestasi. 

Ketika saya interview Prof. Soephiady Soetanto di UNESA Surabaya, beliau menyampaikan bahwa mahasiswa/i di era sekarang diberi tambahan pelajaran diluar kampus mengenai konstitusi. 

Itupun terbatas kepada mahasiswa/i yang IP (indeks prestasi) nya tinggi setiap Sabtu dan Minggu. 

BACA JUGA:Luar Biasa! Kumpulkan Rp 1,5 Milyar Untuk Palestina, Rhoma Irama Takjub Kepedulian Warga Musi Banyuasin

Dari pengamatan saya membaca, mendengar dan menonton di berbagai media, hampir semua calon anggota legislatif dan partai politik konsentrasi "menggarap"Gen Z agar pada hari pemilihan umum memilih si calon atau partai politik tertentu.   

Triliunan rupiah di gelontorkan oleh partai politik yang entah dari mana duitnya dan miliaran rupiah yang dikeluarkan oleh para calon anggota legislatif yang sumbernya dikuras dari tabungannya sendiri atau bahkan menjual aset sebagai modal kampanye.

Apakah para caleg punya bohir? Saya gak tau. Yang pasti semua caleg yang lolos tentunya masuk kategori orang orang kaya. Hidupnya tidak susah. 

Kalau masih ada saudara si caleg yang hidupnya susah, saya pikir si caleg mungkin lupa mana yang harus didahulukan untuk dibantu sebelum jor joran ngeluarin duit untuk biaya  kampanye. 

BACA JUGA:Mahasiswa UBK Aksi Tolak Praktek Politik Dinasti

Tidak ada teori yang bisa memastikan si calon lolos. Semua hanya prediksi dan hawa nafsu. 

Jika semua teori dan strategi kampanye tidak menjamin si calon lolos, pertanyaannya; mengapa para calon harus jor joran keluar duit miliaran rupiah untuk modal kampanye? Terkesan tidak percaya diri dengan kemampuan yang para calon miliki. 

Lantas idealnya berapa rupiah si calon harus merogoh kocek untuk biaya kampanye?

Demokrasi coblos hanya menggunakan 2 kekuatan. Pertama kekuatan uang dan yang kedua kekuatan massa. Si calon jangan terjebak dengan berapa biaya yang harus dikeluarkan. 

Cara Mudah, Murah Untuk Partai Politik & Calon Anggota Legislatif Meraih Suara Maksimal di Pemilu 2024

Zainul Ihwan

Hendra Agustian


bacakoran.co - jumlah pemilih pemula dalam 2024 yang masuk generasi z (gen z) menurut data kpu sekitar 56% dari total keseluruhan dpt nasional. 

saya bisa pastikan gen z yang segitu banyaknya kurang memahami , bahkan tidak paham konstitusi. mereka taunya hanya sekadar kontestasi. 

ketika saya interview prof. soephiady soetanto di unesa surabaya, beliau menyampaikan bahwa mahasiswa/i di era sekarang diberi tambahan pelajaran diluar kampus mengenai konstitusi. 

itupun terbatas kepada mahasiswa/i yang ip (indeks prestasi) nya tinggi setiap sabtu dan minggu. 

dari pengamatan saya membaca, mendengar dan menonton di berbagai media, hampir semua calon anggota legislatif dan partai konsentrasi "menggarap"gen z agar pada hari pemilihan umum memilih si calon atau partai politik tertentu.   

triliunan rupiah di gelontorkan oleh partai politik yang entah dari mana duitnya dan miliaran rupiah yang dikeluarkan oleh para calon anggota legislatif yang sumbernya dikuras dari tabungannya sendiri atau bahkan menjual aset sebagai modal kampanye.

apakah para caleg punya bohir? saya gak tau. yang pasti semua caleg yang lolos tentunya masuk kategori orang orang kaya. hidupnya tidak susah. 

kalau masih ada saudara si caleg yang hidupnya susah, saya pikir si caleg mungkin lupa mana yang harus didahulukan untuk dibantu sebelum jor joran ngeluarin duit untuk biaya  kampanye. 

tidak ada teori yang bisa memastikan si calon lolos. semua hanya prediksi dan hawa nafsu. 

jika semua teori dan strategi kampanye tidak menjamin si calon lolos, pertanyaannya; mengapa para calon harus jor joran keluar duit miliaran rupiah untuk modal kampanye? terkesan tidak percaya diri dengan kemampuan yang para calon miliki. 

lantas idealnya berapa rupiah si calon harus merogoh kocek untuk biaya kampanye?

demokrasi coblos hanya menggunakan 2 kekuatan. pertama kekuatan uang dan yang kedua kekuatan massa. si calon jangan terjebak dengan berapa biaya yang harus dikeluarkan. 

hindari pengeluaran yang tidak masuk akal. semakin banyak pengeluaran yang gak wajar, sama artinya dengan tidak mendidik masyarakat untuk paham apa itu berbangsa dan bernegara. 

memang dilematis bagi setiap orang yang sudah terdaftar sebagai calon anggota legislatif yang akan bertarung merebut simpati rakyat. 

sebenarnya si calon bisa bergerak sendiri tanpa untuk meraih suara maksimal dengan biaya kampanye sangat murah, masuk akal dengan timing yang tepat untuk merealisasikan program kampanye dengan konsep strategi 4e (efektif, edukatif, ekonomis dan elegan).

konsep ini tujuannya untuk mencegah si calon tetiba stress gegara gak lolos. konsep ini tujuannya meminimalisir biaya kampanye dengan target suara yang bisa diraih sebanyak 50% dari jumlah dpt di dapil si calon. 

celakanya, rerata para  calon lebih fokus mencari tambahan modal untuk biaya kampanye. seolah olah kalau tidak membuat baliho itu salah. 

sihir demokrasi coblos itu memang mengerikan. orang bisa dengan gampangnya berubah 180 derajat. 

yang biasanya berpikir logis, dengan demokrasi coblos cara berpikirnya bisa berubah, padahal si calon itu gelarnya profesor dan paham agama pula! 

masih ada waktu untuk menggunakan akal sehat dalam menghadapi orang orang yang berpikirnya jahat memanfaatkan ketidakpercayaan diri si calon untuk meraih suara maksimal pada hari pemungutan suara!(*)

bandung, 24 november 2023 

yankee mdc

ica (an independen critical analyst) 

0817-622-883

Tag
Share