Ekonomi 2024 Melambat, Apa Sebab? Ini Penjelasan Bos BI

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi dunia 2024 melambat--

BACAKORAN.CO – Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2024 diprediksi melambat.

Diliputi ketidakpastian yang tinggi.

Apa saja faktor penyebabnya?

Salah satu penyebabnya yakni geopolitik.

BACA JUGA:Bank Indonesia Dongkrak Ekonomi Syariah dan Digitalisasi

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, ada tiga perang yang tengah terjadi di dunia.

Pertama perang antara Rusia-Ukraina, kedua perang dagang Amerika Serikat (AS)-China, dan ketiga perang Israel-Hamas, Palestina.

Hal ini menyebabkan fragmentasi geopolitik ekonomi yang mengakibatkan prospek ekonomi global meredup di 2024, dan kembali meningkat di 2025.

“Ketidakpastian masih tinggi dengan lima karakteristik," ujar Perry dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia.

BACA JUGA:Sayonara...Citibank Indonesia Resmi Tutup Layanan Konsumen, Aset Dialihkan ke UOB Indonesia

Dijelaskan Perry, ada lima alasan yang menyebabkan ekonomi 2024 redup.

Pertama, turunnya prospek pertumbuhan ekonomi dunia 2024 yang hanya 2,8 persen.

Kondisi ini akan meningkat menjadi 3 persen di 2025.

Kedua, penurunan laju inflasi di sejumlah negara maju sangat lambat, meskipun bank sentralnya sudah melakukan kebijakan moneter yang ketat dan agresif.

BACA JUGA:TikTok Shop Boleh Merger, Teten: Hargai Perkembangan Ekonomi Nasional

Inflasi negara maju baru turun di 2024, namun itu pun masih di atas target inflasi.

Penyebabnya adalah tingginya harga energi dan pangan global, dan keketatan pasar tenaga kerja.

Ketiga, suku bunga acuan AS yang masih tinggi dalam waktu yang cukup lama.

"Yield US Treasury terus meningkat karena bengkaknya utang AS," terangnya.

BACA JUGA:Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5 Persen, Ini Sektor Penyelamatnya

Faktor keempat, faktor dolar AS yang masih sangat kuat menyebabkan kejatuhan nilai tukar mata uang di seluruh dunia, termasuk rupiah.

Lalu kelima, cash is the king.

Ada pelarian modal asing dalam jumlah besar, dari negara berkembang ke negara maju.

Sebagian besar dana lari ke AS karena tingginya suku bunga dan kuatnya dolar.

BACA JUGA:Ada Potensi Membangun Perekonomian Indonesia, Ini Program untuk Santri

Nah, lima gejolak global tersebut berdampak negatif ke pelbagai negara, tanpa terkecuali.

“Perlu kita waspadai dan antisipasi dengan respons kebijakan yang tepat untuk ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional yang sudah susah payah kita bangun," ucap Perry.

Namun, di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dengan ketidakpastian yang tinggi, kata Perry, ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan dan terus menunjukkan prospek yang baik.

BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai kisaran 4,7-5,5 persen pada 2024 dan akan meningkat 4,8-5,6 persen pada 2025.

BACA JUGA:Menghadapi Krisis Ekonomi: 4 Ide Bisnis Kreatif yang Menguntungkan di Tahun 2023

Inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025 didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

“Stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, dan  digitalisasi juga terus berkembang pesat,” tukasnya.

Ekonomi 2024 Melambat, Apa Sebab? Ini Penjelasan Bos BI

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2024 diprediksi melambat.

diliputi ketidakpastian yang tinggi.

apa saja faktor penyebabnya?

salah satu penyebabnya yakni .



menurut gubernur (bi), perry warjiyo, ada tiga perang yang tengah terjadi di dunia.

pertama perang antara rusia-ukraina, kedua perang dagang amerika serikat (as)-china, dan ketiga perang israel-hamas, palestina.

hal ini menyebabkan fragmentasi geopolitik ekonomi yang mengakibatkan prospek ekonomi global meredup di 2024, dan kembali meningkat di 2025.

“ketidakpastian masih tinggi dengan lima karakteristik," ujar perry dalam pertemuan tahunan bank indonesia.



dijelaskan perry, ada lima alasan yang menyebabkan ekonomi 2024 redup.

pertama, turunnya prospek pertumbuhan ekonomi dunia 2024 yang hanya 2,8 persen.

kondisi ini akan meningkat menjadi 3 persen di 2025.

kedua, penurunan laju inflasi di sejumlah negara maju sangat lambat, meskipun bank sentralnya sudah melakukan kebijakan moneter yang ketat dan agresif.



inflasi negara maju baru turun di 2024, namun itu pun masih di atas target inflasi.

penyebabnya adalah tingginya harga energi dan pangan global, dan keketatan pasar tenaga kerja.

ketiga, suku bunga acuan as yang masih tinggi dalam waktu yang cukup lama.

"yield us treasury terus meningkat karena bengkaknya utang as," terangnya.



faktor keempat, faktor dolar as yang masih sangat kuat menyebabkan kejatuhan nilai tukar mata uang di seluruh dunia, termasuk rupiah.

lalu kelima, cash is the king.

ada pelarian modal asing dalam jumlah besar, dari negara berkembang ke negara maju.

sebagian besar dana lari ke as karena tingginya suku bunga dan kuatnya dolar.



nah, lima gejolak global tersebut berdampak negatif ke pelbagai negara, tanpa terkecuali.

“perlu kita waspadai dan antisipasi dengan respons kebijakan yang tepat untuk ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional yang sudah susah payah kita bangun," ucap perry.

namun, di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dengan ketidakpastian yang tinggi, kata perry, ekonomi indonesia tetap berdaya tahan dan terus menunjukkan prospek yang baik.

bi memprakirakan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai kisaran 4,7-5,5 persen pada 2024 dan akan meningkat 4,8-5,6 persen pada 2025.



inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025 didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (gnpip).

“stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, dan  digitalisasi juga terus berkembang pesat,” tukasnya.

Tag
Share