Masyarakat Kecil “Makan Tabungan”, DPK Makin Menyusut, Ini Biang Keroknya!
Masyarakat "makan tabungan" tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang kian menyusut.--freepik @jcomp
BACAKORAN.CO – Tren masyarakat “makan tabungan” terus terjadi di Indonesia.
Terbukti dari pertumbuhan tabungan nasabah di perbankan yang kian menyusut.
Tercatat, dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 3,04 persen per November 2023 (yoy), jauh lebih rendah dibanding pencapain sebelumnya yang tumbuh 8,78 persen per November 2022 (yoy).
Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, melambatnya pertumbuhan DPK disebabkan instrumen investasi yang makin banyak.
BACA JUGA:Bank Taburkan ‘ Hujan Rupiah’ Libur Nataru, Uang Tunai Triliunan Siap Diterbangkan!
Kini masyarakat kelompok menengah tidak hanya mengalokasikan uang lebih untuk ditabung di bank saja, tapi juga dialokasikan ke berbagai instrumen investasi.
Jika dulunya hanya di DPK, ditabungan di perbankan, maka sekarang uang lebih tadi dimanfaatkan untuk membeli SBN, ritel maupun investasi-investasi lainnya.
“Untuk kelompok menengah ini memang (mengalami) penurunan DPK, ada pergeseran dari dulunya di DPK ke pembelian obligasi pemerintah," ujar Perry saat konferensi pers di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Ditambahkan Deputi Gubernur BI Juda Agung, melemahnya pertumbuhan DPK terutama disebabkan golongan nasabah korporasi.
BACA JUGA:Pelaku Judi Online Bakal Mewek, OJK Perintahkan Bank Lakukan Hal Ini
Melemahnya harga-harga komoditas membuat pendapatan menurun.
Tidak setinggi tahun sebelumnya.
"Jadi income dia (korporasi) dari ekspor tidak setinggi tahun lalu," terang Juda.
Meski pertumbuhan tabungan nasabah di bank melambat, pihaknya memastikan likuiditas perbankan tidak terganggu.