bacakoran.co

Kendalikan DBD, Telur Hewan Satu Ini Diproduksi Massal, Bakal Dibangunkan Pabriknya

Kendalikan kasus demam berdarah dengue (DBD), pemerintah melalui Kemenkes RI terapkan teknologi nyamuk ber-Wolbachia. Ke depan, bakal dibangun pabrik telur nyamuk ber-Wolbachia.--freepik @jcomp

BACA JUGA:Peran Sari Kurma untuk Mengatasi Gejala DBD dan Tipes, Berikut 7 Manfaatnya Terhadap Penyakit!

Dimana telur nyamuk ber-Wolbachia dilepas tiap dua minggu.

Ke depan, dengan dibangunnya pabrik nyamuk ber-Wolbachia, diharapkan kapasitas produksi telur bertambah.

Bila kapasitas produksi telur nyamuk besar, lanjutnya, maka Kemenkes dapat memperluas cakupan teknologi Wolbachia ke daerah lain.

Perluasan diprioritaskan di ibu kota provinsi.

BACA JUGA:Waspada! 25 Kasus DBD di Bulan Desember, Dinkes OKU Tak Pernah Ungkap Ada Kematian

“Sesudah itu baru kita cari (daerah) mana yang berpenduduk padat," tukasnya.

Masih menurut Maxi, area produksi telur nyamuk ber-Wolbachia saat berada di Laboratorium Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Milik Kemenkes di Salatiga, Jawa Tengah.

Produksi telur Wolbachia di lab UGM sekitar 8 juta per minggu.

Sedangkan di lab kesmas Salatiga sekitar 7-8 juta per minggu.

BACA JUGA:Nyamuk VS Nyamuk? Waspada DBD saat Musim Hujan! Berikut Solusi Pemerintah pada Kasus Ini

Sebenarnya produksi telur Wolbachia juga sudah ada di Universitas Udaya, Bali.

Namun ada pro kontra rencana penerapan teknologi disana.

Disinggung mengenai hasil penerapan teknologi nyamuk ber-Wolbachia di 5 kabupaten/kota, kata Maxi, hasilnya masih akan dievaluasi.

Namun, penerapan di Yogya sudah menampakkan hasil dimana terjadi penurunan kasus DBD.

Kendalikan DBD, Telur Hewan Satu Ini Diproduksi Massal, Bakal Dibangunkan Pabriknya

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – berbagai cara dilakukan pemerintah melalui kementerian kesehatan republik indonesia (kemenkes ri) untuk mencegah dan menanggulangi (dbd).

salah satu upayanya yakni dengan menyebar .

tak hanya itu, kemenkes tengah berencana membangun pabrik telur nyamuk wolbachia.

di pabrik itu nantinya akan diproduksi jentik-jentik telur nyamuk yang sudah “disuntikkan” bakteri wolbachia.

direktur jenderal pencegahan dan pengendalian penyakit kemenkes ri maxi rein rondonuwu mengatakan, pabrik telur nyamuk ber-wolbachia itu nantinya dibangun bekerjasama dengan world mosquito program (wmp) dan bio farma.

"jadi, (saat ini) kita dalam proses pembuatan pabrik telur nyamuk ber-wolbachia," ungkapnya.

untuk informasi, pilot project teknologi wolbachia diterapkan di 5 kabupaten/kota, yakni jakarta barat, bandung, semarang, bontang, dan kupang.

ke depan, penerapan wolbachia bakal diperluas ke daerah lain secara bertahap.

itu karena kapasitas produksi telur nyamuk ber-wolbachia masih sangat terbatas.

persoalan pertama, terang maxi, adalah kemampuan meproduksi nyamuk ber-wolbachia.

“kapasitas (pembuatan nyamuk ber-wolbachia) kita belum cukup," terangnya.

dijelaskan, di 5 kota yang menjadi pilot project, tiap minggu membutuhkan sekitar 40 jutaan telur.

dimana telur nyamuk ber-wolbachia dilepas tiap dua minggu.

ke depan, dengan dibangunnya pabrik nyamuk ber-wolbachia, diharapkan kapasitas produksi telur bertambah.

bila kapasitas produksi telur nyamuk besar, lanjutnya, maka kemenkes dapat memperluas cakupan teknologi wolbachia ke daerah lain.

perluasan diprioritaskan di ibu kota provinsi.

“sesudah itu baru kita cari (daerah) mana yang berpenduduk padat," tukasnya.

masih menurut maxi, area produksi telur nyamuk ber-wolbachia saat berada di laboratorium universitas gadjah mada (ugm) dan laboratorium kesehatan masyarakat milik kemenkes di salatiga, jawa tengah.

produksi telur wolbachia di lab ugm sekitar 8 juta per minggu.

sedangkan di lab kesmas salatiga sekitar 7-8 juta per minggu.

sebenarnya produksi telur wolbachia juga sudah ada di universitas udaya, bali.

namun ada pro kontra rencana penerapan teknologi disana.

disinggung mengenai hasil penerapan teknologi nyamuk ber-wolbachia di 5 kabupaten/kota, kata maxi, hasilnya masih akan dievaluasi.

namun, penerapan di yogya sudah menampakkan hasil dimana terjadi penurunan kasus dbd.

terjadi penurunan insidensi rate dan rawat inap kasus dbd.

Tag
Share