Sentimen AS dan China Bikin Rupiah Terkapar di Awal Pekan ke Level Rp15.637 per USD

Rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS pada perdagangan awal pekan, dipicu sentimen AS dan China.--

BACAKORAN.CO – Rupiah berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (22/1/2024).

Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), turun 22 poin ke posisi Rp15.637 per USD.

Pengamat pasar uang yang juga Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, tekanan terhadap rupiah dipengaruhi ketidakpastian Federal Reserve System alias The Fed menurunkan tingkat suku bunga acuan pada Maret 2024.

Pejabat bank sentral menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, terutama inflasi masih stagnan.

BACA JUGA:Ada Optimisme Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Akankah Rupiah Lanjut Menguat Pekan Ini?

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan minggu depan.

Faktor lain yang menyebabkan rupiah tertekan adalah ekonomi Tiongkok yang menunjukkan sedikit tanda-tanda perbaikan.

Itu setelah bank sentral China (PBOC) memutuskan menahan suku bunga acuan pada rekor terendah.

“Ini menandakan bank sentral (PBOC) memiliki ruang terbatas untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut dan mendukung pertumbuhan,” tukasnya.

BACA JUGA:Pernyataan Hawkish The Fed Buat Rupiah Bernasib Begini di Akhir Pekan

Dari sentimen domestik, pergerakan rupiah didorong sikap pelaku pasar yang mulai merespons keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan suku bunga acuan di posisi 6 persen.

Ini merupakan kali keempat BI menahan suku bunga.

Sentimen lain dari eksternal yang berpotensi memengaruhi rupiah adanya pidato pejabat Federal Reverse System alias The Fed terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga.

Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic meyakini adanya pemangkasan suku bunga acuan pada tahun ini.

Sentimen AS dan China Bikin Rupiah Terkapar di Awal Pekan ke Level Rp15.637 per USD

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – rupiah berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan hari ini, senin (22/1/2024).

ditutup melemah terhadap (as), turun 22 poin ke posisi rp15.637 per usd.

pengamat pasar uang yang juga direktur pt laba forexindo berjangka ibrahim assuaibi mengatakan, tekanan terhadap rupiah dipengaruhi ketidakpastian federal reserve system alias the fed menurunkan tingkat suku bunga acuan pada maret 2024.

pejabat bank sentral menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, terutama inflasi masih stagnan.

the fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan minggu depan.

faktor lain yang menyebabkan rupiah tertekan adalah ekonomi tiongkok yang menunjukkan sedikit tanda-tanda perbaikan.

itu setelah bank sentral china (pboc) memutuskan menahan suku bunga acuan pada rekor terendah.

“ini menandakan bank sentral (pboc) memiliki ruang terbatas untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut dan mendukung pertumbuhan,” tukasnya.

dari sentimen domestik, pergerakan rupiah didorong sikap pelaku pasar yang mulai merespons keputusan bank indonesia (bi) yang kembali menahan suku bunga acuan di posisi 6 persen.

ini merupakan kali keempat bi menahan suku bunga.

sentimen lain dari eksternal yang berpotensi memengaruhi rupiah adanya pidato pejabat federal reverse system alias the fed terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga.

presiden fed atlanta, raphael bostic meyakini adanya pemangkasan suku bunga acuan pada tahun ini.

para pengambil kebijakan, kata bostic, kemungkinan besar akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal ketiga mendatang.

menurut bosnic, dirinya bergantung pada data.

dimana ia telah memasukkan kemajuan tak terduga dalam inflasi dan aktivitas ekonomi ke dalam perkiraan.

ini mempercepat perkiraan waktu untuk mulai menormalisasi suku bunga acuan ke kuartal ketiga dari kuartal keempat.

namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak sepenuhnya menentang pemotongan sebelum kuartal ketiga.

hal ini menyiratkan bahwa pemotongan suku bunga akan dilakukan paling cepat pada juli.

dari sentimen internal, bank indonesia (bi) memutuskan kembali menahan suku bunga acuan alias bi rate di level 6 persen pada januari 2024.

suku bunga deposit facility saat ini berada di posisi 5,25 persen dan suku bunga lending facility sebesar 6,75 persen.

Tag
Share