Industri Game Tengah Terpuruk, Developer Game Kompak PHK Massal, Apa Saja Penyebabnya?
Industri game tengah terpuruk sehingga memaksa sejumlah developer game ternama kompak melakukan PHK massal karyawan.--
BACA JUGA:Waduh! 1.300 Karyawan General Motors Terancam PHK, Apa Pasal?
Menurut CEO Riot Games, Dylan Jadeja, saat ini perusahaan mengalami ketidakfokusan, dan secara sederhana, memiliki terlalu banyak inisiatif yang sedang berlangsung.
“Beberapa investasi besar yang kami lakukan tidak memberikan hasil sebagaimana yang kami harapkan," terangnya.
Perubahan ini memungkinkan Riot untuk lebih fokus pada portofolio game utamanya seperti League of Legends, Valorant, Teamfight Tactics, dan Wild Rift.
Riot juga akan menghentikan pengembangan game baru di bawah Riot Forge dan melakukan penyesuaian staf serta fitur di game Legends of Runeterra.
Untuk informasi, Riot Games adalah anak perusahaan Tencent Holdings yang berbasis di Los Angeles, merupakan pemilik game populer seperti League of Legends dan Valorant.
Dibagian lain, PHK yang dilakukan Microsoft terjadi imbas dari langkah mengakuisisi developer game, Activision Blizzard.
Informasi mengenai rencana PHK massal ini sesuai dengan memo internal perusahaan.
Phil Spencer, CEO Microsoft Gaming menyatakan bahwa PHK yang dilakukan merupakan bagian dari rencana yang lebih besar.
Tindakan perampingan jumlah karyawan dilakukan oleh Microsoft untuk mencegah tumpang tindih posisi antara karyawan Activision Blizzard dan divisi Microsoft Gaming.
Mike Ybarra, mantan Presiden Blizzard, telah mengumumkan kepergiannya dari perusahaan, demikian juga dengan co-founder Blizzard, Allen Adham.
Phil Spencer menjelaskan bahwa Microsoft akan memberikan dukungan penuh kepada pegawai yang terkena dampak PHK.
Termasuk pemberian pesangon yang disesuaikan dengan lokasi kerja masing-masing karyawan.