Ada Sentimen AS dan Situasi Politik Jelang Pilpres, Rupiah Melemah atau Menguat pada Awal Pekan?
Perkiraan pergerakan rupiah di perdagangan awal pekan dipengaruhi sentimen rilis data ekonomi AS dan situasi politik jelang Pilpres 2024.--
BACA JUGA:Rupiah Kian Tak Bertenaga, BI Langsung Respon Cepat dengan Ambil Langkah Ini!
Langkahnya yaitu melakukan intervensi ke pasar spot, pasar NDF domestik dan pasar surat utang.
BI diharapkan kembali melakukan intervensi agar rupiah tidak terus melemah.
Menurut Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto, bank sentral berada di pasar guna menjamin agar keseimbangan permintaan dan penawaran valuta tetap terjaga.
"Pelemahan (nilai tukar) rupiah masih dalam kendali," tegasnya.
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Makin Terperosok Pagi Ini, Apa Penyebabnya?
Dikatakan, BI telah berjaga-jaga di pasar sejak perdagangan Rabu (24/1/2024), ketika rupiah menghadapi tekanan besar.
Terutama karena sentimen global menjelang rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Pada saat itu, rupiah melemah bersama mata uang Asia lainnya.
Bahkan rupiah mengalami pelemahan terburuk lantaran dipengaruhi oleh sentimen politik dalam negeri.
BACA JUGA:Pelaku Pasar Khawatir Jelang Pilpres 2024, Rupiah Lanjut Melemah, Jadi Segini..
Tekanan terhadap rupiah juga imbas dari adanya isu keretakan Kabinet Indonesia Maju yang makin santer jelang pelaksanaan Pilpres 2024.
Dimana sejumlah menteri di kabinet, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulayni diisukan mundur sehingga membuat gugup pelaku pasar.