bacakoran.co – rupiah mengawali hari dengan bergerak di zona merah.
melemah ke posisi rp15.805 per usd, turun 18,5 poin atau 0,12 persen dibanding perdagangan sebelumnya.
adapun di kawasan asia mayoritas menguat.
tercatat, baht thailand naik 0,13 persen, yen jepang menguat 0,09 persen, won korea selatan melejit 0,12 persen, dan rupee india naik 0,09 persen.
lalu, ringgit malaysia plus 0,06 persen, dolar singapura naik 0,03 persen.
mata uang yang melemah, yuan china turun 0,14 persen, peso filipina ambles 0,06 persen, dan dolar hong kong stagnan.
sedangkan mata uang negara maju kompak melemah terhadap dolar as.
tercatat, poundsterling inggris turun 0,07 persen, dolar australia ambles 0,03 persen, euro eropa tergerus 0,07 persen, dan franc swiss anjlok 0,21 persen.
tekanan terhadap rupiah dipicu sikap the fed yang menyatakan tidak akan memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat.
menurut pengamat pasar keuangan ariston tjendra, bank sentral tidak mau terburu-buru memangkas suku bunga tahun ini lantaran masih belum yakin inflasi as akan turun sesuai target dalam waktu dekat.
"penguatan dolar as terhadap mata uang utama dunia didorong sikap the fed ini,” ujarnya.
seperti diketahui, the fed memutuskan menahan suku bunga acuan.
keputusan itu sesuai berdasarkan hasil pertemuan federal open market committee (fomc) the fed hari ini, kamis (31/1/2024) waktu setempat.
adapun bank sentral menahan suku bunga acuan pada angka 5,25 persen - 5,5 persen.
kebijakan the fed menahan suku bunga dalam rapat kali ini sudah diperkirakan pelaku pasar.
dimana anggota komite sepakat mengambil keputusan dengan suara bulat.
tak hanya itu, bank sentral dalam pertemuan itu kembali mengisyaratkan adanya pemangkasan suku bunga.
walaupun kebijakan itu tidak segera dilakukan.
dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan dua hari mereka, pejabat fed membatalkan pernyataan sebelumnya mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga.
justru mengadopsi penilaian yang lebih adil terhadap langkah kebijakan di masa depan.
“komite menilai risiko untuk meraih tujuan lapangan kerja dan inflasi bergerak ke arah yang lebih seimbang,” seperti dikemukakan fomc.
pengambil kebijakan bank sentral ini, dalam mempertimbangkan penyesuaian apa pun terhadap kisaran target suku bunga dana federal, akan dengan hati-hati menilai data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko.
namun, sebagai indikasi bahwa pejabat the fed tidak terburu-buru menurunkan suku bunga, fomc juga menyatakan tidak memperkirakan akan tepat untuk mengurangi kisaran target sampai mereka memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi secara berkelanjutan bergerak menuju 2 persen.
the fed juga menegaskan kembali niatnya untuk terus mengurangi neraca keuangannya sebanyak $95 miliar per bulan.
dalam pernyataan pasca-pertemuan, para pembuat kebijakan mengubah deskripsi mereka mengenai kegiatan ekonomi.