Tekanan Terhadap Rupiah Diperkirakan Berlanjut, Sentimen Eksternal – Internal Apa Saja yang Jadi Pemicu?
Tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih akan berlanjut dipicu penguatan dolar AS, dan sejumlah sentimen eksternal dan internal.--antara/puspa perwitasari
BACAKORAN.CO – Tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih akan berlanjut pekan ini.
Sejumlah sentimen eksternal dan internal jadi pemicunya.
Selain oleh dolar AS yang menguat, rupiah juga tertekan oleh adanya kekhawatiran pelaku pasar jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Pasar khawatir terjadi perpecahan dan politik yang tak stabil jelang dilakukannya pemungutan suara Pilpres pada 14 Februari 2024 mendatang.
BACA JUGA:Rupiah Dibuka Lanjut Melemah, Tak Terperosok Makin Dalam Lantaran Ditopang Sentimen Ini
Analis mata uang Lukman Leong mengatakan, sentimen eksternal yang saat ini paling berpengaruh terhadap rupiah, yaitu isu suku bunga acuan bank sentral dunia terutama The Fed.
Hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan di posisi 5,25 persen - 5,5 persen.
Pada pertemuan itu, The Fed juga member sinyal adanya pemangkasan suku bunga di tahun ini.
Walaupun tidak terburu-buru merealisasikannya.
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuat, Rupiah Justru Loyo di Awal Pekan, Kok Bisa?
Hal ini membuat turunnya ekspektasi The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan Maret mendatang.
“Pelaku pasar saat ini memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada Mei 2024,” terangnya.
Selain itu, data tenaga kerja non-farm payrolls (NFP) AS menunjukkan, penambahan 353.000 pekerjaan pada Januari 2024, melampaui perkiraan sebanyak 180.000 pekerjaan.
Sementara dari sentimen internal, data inflasi Indonesia pada Januari cenderung stabil.