Kontroversi di Australia Barat, Larangan Sandwich Ham dan Keju di Kantin Sekolah, Kenapa?
Australia Barat beri larangan Sandwich Ham dan Keju di Kantin Sekolah--
BACAKORAN.CO - Orangtua di Australia Barat merasa kebingungan dan kewalahan.
Ketika sandwich ham dan keju, yang merupakan salah satu menu favorit anak-anak mereka di kantin sekolah, dilarang dijual oleh otoritas kesehatan.
Departemen Kesehatan Australia Barat telah mengganti label makanan tersebut dari 'kuning' menjadi 'merah'.
Kebijakan ini menimbulkan keprihatinan dan kebingungan para pekerja di kantin, yang sebagian besar adalah relawan dan orangtua.
Megan Sauzier, Ketua Asosiasi Kantin Sekolah Australia Barat, mengatakan bahwa mereka sedikit bingung dengan kebijakan baru ini.
BACA JUGA:Diduga Suami Hendak Bakar Istri, 4 Lokal Bekas Gedung Madrasah Ikut Dimakan Api
Sebelumnya, sandwich ham dan keju dianggap sebagai makanan yang dapat diterima karena dapat disajikan bersama dengan makanan sehat lainnya seperti buah-buahan, sayuran, pasta, dan makanan hijau lainnya.
Namun, dengan perubahan kebijakan ini, sandwich ham dan keju dikategorikan sebagai makanan 'merah' yang hanya boleh dijual dua kali seminggu di kantin.
Kebijakan ini juga melibatkan makanan dan minuman lainnya yang diklasifikasikan sebagai 'merah', seperti minuman ringan, cokelat, kue kering, pai, dan sosis gulung.
Para relawan dan orangtua merasa kewalahan dengan kebingungan yang ditimbulkan oleh kebijakan baru tersebut.
BACA JUGA:Beras SPHP Jadi Solusi Ritel Hadapi Kelangkaan dan Kenaikan Harga Beras
Meskipun Megan Sauzier bangga dengan kebijakan makan sehat di sekolah di Australia Barat, ia menyadari bahwa label 'merah' ini dapat memengaruhi kesehatan anak-anak secara negatif.
Kebijakan baru ini diumumkan pada Desember 2023 sebagai upaya untuk menyelaraskan Pedoman Diet Australia di sekolah, Kurikulum Australia, dan panduan dewan kesehatan pemerintah federal.
Namun, kebijakan ini hanya mengatur makanan yang dijual di sekolah dan tidak membatasi apa yang dibawa anak-anak dalam kotak bekal mereka.