Rasio Kredit Macet Bank Melonjak Jelang Berakhirnya Restrukturisasi Kredit Covid-19, Apa Penyebab?

Rasio kredit bermasalah (NPL) perbankan melonjak di awal tahun 2024 dipicu tren masih tingginya suku bunga acuan.--

Tren meningkatnya rasio NPL terjadi jelang berakhirnya restrukturisasi kredit Covid-19.

Dimana kebijakan restrukturisasi kredit Covid-19 akan berakhir pada Maret 2024.

BACA JUGA:Perbedaan Kredit Produktif dan Konsumtif Apa Aja? Yuk Simak Agar Milenial Jadi Tau!

BACA JUGA:Ternyata Bisa Cek Kredit Skor Secara Online! Simak Cara Mudahnya Di Sini

Awalnya, restrukturisasi kredit Covid-19 direncanakan berakhir pada Maret 2023.

Namun OJK telah memperpanjang restrukturisasi Covid-19 secara terbatas hingga Maret 2024 untuk tiga segmen dan wilayah tertentu saja.

Tiga segmen yang mendapat perpanjangan restrukturisasi adalah UMKM, penyediaan akomodasi dan makan-minum, serta beberapa industri yang menyediakan lapangan kerja besar.

OJK juga masih mempertimbangkan bahwa Provinsi Bali belum pulih sepenuhnya dari dampak Covid-19.

BACA JUGA:6 Perbedaan Konsep Pembiayaan Syariah dan Kredit Konvensional, Apakah Sama Saja?

BACA JUGA:Cara Cepat Mengajukan Kredit Modal Kerja BRI! Yuk Simak Persyaratan yang Berlaku...

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan, menyatakan dengan akan berakhirnya kebijakan restrukturisasi kredit Covid-19 dari OJK, bank harusnya sudah lebih siap dalam menanggulangi situasi tersebut.

Berakhirnya restrukturisasi kredit Covid-19, terang Trioksa, paling berdampak kepada bank-bank kecil. NPL di bank-bank itu rawan naik.

Rasio Kredit Macet Bank Melonjak Jelang Berakhirnya Restrukturisasi Kredit Covid-19, Apa Penyebab?

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co - rasio (nonperforming loan/npl) perbankan melonjak pada awal tahun atau januari 2024.

namun, menilai rasio npl ini masih berada dalam kondisi aman.

menurut data ojk, rasio npl bruto perbankan pada januari 2024 mencapai 2,35 persen, naik 16 basis poin (bps) dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada level 2,19 persen.

sementara itu, npl nett naik 8 bps dari level 0,71 persen pada desember 2023 menjadi 0,79 persen pada januari 2024.

kepala eksekutif pengawas perbankan ojk dian ediana rae menyatakan, peningkatan rasio npl pada awal tahun ini dipengaruhi oleh tren masih tingginya suku bunga acuan.

ojk melihat kenaikan npl ini terjadi karena ada penyesuaian suku bunga acuan.

namun, npl masih dikelola dengan baik.

“cadangan kerugian penurunan nilai (ckpn) juga mencukupi," ujarnya setelah rapat kerja antara ojk dengan komisi xi dpr ri.

berdasarkan survei orientasi bisnis perbankan (sbpo), responden perbankan memperkirakan risiko kredit atau npl bruto pada kuartal i/2024 akan tetap stabil.

namun, masih ada potensi peningkatan npl yang berasal dari pemburukan kredit restrukturisasi kolom 1 dan kolom 2 seiring berakhirnya kebijakan restrukturisasi secara keseluruhan pada maret 2024.

tren meningkatnya rasio npl terjadi jelang berakhirnya restrukturisasi kredit covid-19.

dimana kebijakan restrukturisasi kredit covid-19 akan berakhir pada maret 2024.

awalnya, restrukturisasi kredit covid-19 direncanakan berakhir pada maret 2023.

namun ojk telah memperpanjang restrukturisasi covid-19 secara terbatas hingga maret 2024 untuk tiga segmen dan wilayah tertentu saja.

tiga segmen yang mendapat perpanjangan restrukturisasi adalah umkm, penyediaan akomodasi dan makan-minum, serta beberapa industri yang menyediakan lapangan kerja besar.

ojk juga masih mempertimbangkan bahwa provinsi bali belum pulih sepenuhnya dari dampak covid-19.

senior vice president lembaga pengembangan perbankan indonesia (lppi) trioksa siahaan, menyatakan dengan akan berakhirnya kebijakan restrukturisasi kredit covid-19 dari ojk, bank harusnya sudah lebih siap dalam menanggulangi situasi tersebut.

berakhirnya restrukturisasi kredit covid-19, terang trioksa, paling berdampak kepada bank-bank kecil. npl di bank-bank itu rawan naik.

Tag
Share