Emak-emak Menjerit, Harga Beras Melambung Sulit Turun ke Semula, Bos Bulog Beberkan Alasannya!

Harga beras diperkirakan akan bertahan, sulit kembali turun ke harga sebelum adanya kenaikan seperti tahun lalu. --atmaja/disway mojokerto

Sekitar 50 persen dari biaya produksi sawah atau tanaman padi adalah tenaga kerja.

Begitu pun harga sewa lahan.

Terjadinya konversi lahan membuat lahan makin sedikit.

BACA JUGA:Harga Pangan Dunia Turun, Sembako di Indonesia Justru Melonjak, Kok Bisa? Ini Penyebabnya!

BACA JUGA:Wow, Harga Sembako Meroket Jelang Ramadan, Cabe Tembus Rp 80 Ribu, Berikut Daftar Harganya!

“(Kalau) lahan makin sedikit maka sewa lahan akan makin mahal, jadi ongkos naik, pupuk juga naik," jelas Bayu.
Namun, Bayu belum dapat memastikan keseimbangan baru harga beras dan HET.

Bulog akan menunggu kepastian harga dari kementerian/lembaga terkait, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Pertanian atau Badan Pusat Statistik (BPS).

"Tapi berapa besar kenaikannya, nanti kita tunggu lah biar dari otoritasnya yang mengeluarkan," tambahnya.

Berdasarkan data panel harga pangan Badan Pangan Nasional hari ini, Selasa (19/3/2024) harga beras premium di tingkat pedagang eceran secara rata-rata nasional sebesar Rp16.870 per kilogram (kg).

BACA JUGA:Safari Ramadan, PJ Bupati Muba Bagikan Paket Sembako dan Bedah Rumah Tidak Layak Huni

BACA JUGA:Pj Walikota Palembang Laksanakan Arahan Presiden, Bagikan Sembako di Awal Tahun

Harga ini berada di atas HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp13.900-Rp14.800 per kg.

Sementara itu, beras medium berada pada harga Rp14.100 per kg, jauh di atas HET sebesar Rp10.900-Rp11.800 per kg.

Emak-emak Menjerit, Harga Beras Melambung Sulit Turun ke Semula, Bos Bulog Beberkan Alasannya!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – baik premium dan medium melambung dalam beberapa waktu terakhir.

bahkan, beras premium sempat mengalami mengalami kelangkaan di pasaran.

hingga saat ini, harga beras premium dan medium masih tinggi, berada di atas yang ditetapkan pemerintah.

naiknya harga beras ini diperkirakan akan bertahan, sulit untuk kembali turun ke harga sebelum adanya kenaikan seperti tahun lalu.

kenaikan harga beras ini disebabkan adanya kenaikan biaya produksi padi.

"bayangannya adalah harga beras mungkin akan bertahan (naik), tidak sampai (turun) serendah seperti yang diperkirakan semula," ujar direktur utama (dirut) perum badan urusan logistik (bulog) bayu krisnamurthi dikutip dari antara hari ini , selasa (19/3/2024).

bayu menjelaskan, faktor-faktor seperti biaya produksi petani, yang mencakup ongkos tenaga kerja, sewa lahan, harga pupuk, dan benih, memengaruhi bertahannya harga beras.

naiknya biaya produksi petani akan berdampak pada harga gabah yang dijual.

sehingga harga beras tidak akan kembali ke level sebelumnya.

selain itu, biaya produksi padi yang paling besar adalah upah tenaga kerja informal yang sudah mulai naik, serta biaya hidup yang ikut meningkat.

sekitar 50 persen dari biaya produksi sawah atau tanaman padi adalah tenaga kerja.

begitu pun harga sewa lahan.

terjadinya konversi lahan membuat lahan makin sedikit.

“(kalau) lahan makin sedikit maka sewa lahan akan makin mahal, jadi ongkos naik, pupuk juga naik," jelas bayu.
namun, bayu belum dapat memastikan keseimbangan baru harga beras dan het.

bulog akan menunggu kepastian harga dari kementerian/lembaga terkait, badan pangan nasional (bapanas), kementerian pertanian atau badan pusat statistik (bps).

"tapi berapa besar kenaikannya, nanti kita tunggu lah biar dari otoritasnya yang mengeluarkan," tambahnya.

berdasarkan data panel harga pangan badan pangan nasional hari ini, selasa (19/3/2024) harga beras premium di tingkat pedagang eceran secara rata-rata nasional sebesar rp16.870 per kilogram (kg).

harga ini berada di atas het yang ditetapkan pemerintah sebesar rp13.900-rp14.800 per kg.

sementara itu, beras medium berada pada harga rp14.100 per kg, jauh di atas het sebesar rp10.900-rp11.800 per kg.

Tag
Share