Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Malah Anjlok saat BI Rate Naik Menjadi 6,25%, Ini Biang Keroknya!

Nilai tukar rupiah hari ini anjlok ke level Rp16.251 per USD pada perdagangan Kamis (25/4/2024) pagi saat BI memutuskan BI rate naik menjadi 6,25%.--123rf

BACAKORAN.CO – Nilai tukar rupiah alami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan Kamis (25/4/2024) pagi, rupiah dibuka turun 60 poin atau 0,37 persen menjadi Rp16.215 per USD.

Angka ini mendekati level terendahnya sejak empat tahun lalu.

Depresiasi ini menghapus penguatan dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.155 per USD.

BACA JUGA:BI Rate Naik ke 6,25%, Suku Bunga BCA Bakal Langsung Disesuaikan? Simak Penjelasannya di Sini!

BACA JUGA:BI Rate Naik Jadi 6,25%, Bagaimana Nasib Cicilan KPR, Bakal Ikut Melonjak?

Dimana pelemahan rupiah ini terjadi saat Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.

Senior Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto mengatakan kenaikan suku bunga memang sudah sesuai dengan ekspektasi, namun di luar perkiraan konsensus.

Kenaikan ini lebih untuk memitigasi pelemahan nilai tukar rupiah dan mencegah pelemahan yang lebih dalam.

“Dampaknya tidak akan terlalu besar bagi perekonomian,” terang Rully dilansir dari cnbc.

BACA JUGA:BI Rate Naik, Bank Pelat Merah Siapkan Sejumlah Langkah

BACA JUGA:Ekonomi Lagi Sulit, Suku Bunga Malah Naik Jadi 6,25%, Begini Penjelasan Bos BI!

Justru, jika tidak ada kenaikan, pelemahan rupiah akan mengganggu stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Meski keputusan menaikkan BI rate dilakukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, tren pelemahan rupiah masih berlanjut.

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Malah Anjlok saat BI Rate Naik Menjadi 6,25%, Ini Biang Keroknya!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – alami pelemahan terhadap .

pada perdagangan kamis (25/4/2024) pagi, rupiah dibuka turun 60 poin atau 0,37 persen menjadi rp16.215 per usd.

angka ini mendekati level terendahnya sejak empat tahun lalu.

depresiasi ini menghapus penguatan dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar rp16.155 per usd.

dimana pelemahan rupiah ini terjadi saat bank indonesia (bi) menaikkan suku bunga acuan atau sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.

senior ekonom mirae asset sekuritas rully wisnubroto mengatakan kenaikan suku bunga memang sudah sesuai dengan ekspektasi, namun di luar perkiraan konsensus.

kenaikan ini lebih untuk memitigasi pelemahan nilai tukar rupiah dan mencegah pelemahan yang lebih dalam.

“dampaknya tidak akan terlalu besar bagi perekonomian,” terang rully dilansir dari cnbc.

justru, jika tidak ada kenaikan, pelemahan rupiah akan mengganggu stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

meski keputusan menaikkan bi rate dilakukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, tren pelemahan rupiah masih berlanjut.

ini menunjukkan bahwa pasar tidak langsung merespons efek kenaikan suku bunga acuan.

seperti diberitakan, setelah menahan suku bunga acuan dalam lima bulan beruntun, bank indonesia (bi) akhirnya resmi menaikkan bi rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.

keputusan itu berdasarkan hasil rapat dewan gubernur (rdg) periode april 2024.

kenaikan ini mengerek suku bunga deposit facility naik menjadi 5,50% dan suku bunga lending facility naik menjadi 7,00%.

gubernur bi perry warjiyo mengatakan, keputusan menaikkan suku bunga acuan bertujuan untuk memperkuat stabilitas rupiah menghadapi potensi risiko global.

serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk menjaga inflasi tetap berada dalam sasaran 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025.

untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, lanjut perry, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth,” ujarnya dalam konferensi pers rdg bi.

dijelaskan, alasan bi meningkatkan suku bunga adalah kondisi ketidakpastian global yang dipicu oleh perubahan arah penurunan suku bunga bank sentral alias the fed.

“meningkatnya ketegangan politik di timur tengah,” ungkapnya.

dimana awalnya the fed diperkirakan akan memangkas suku bunganya pada paruh kedua tahun 2024 ini.

namun, banyak pihak memprediksi bahwa the fed akan menahan suku bunganya pada level yang tinggi karena ketidakpastian global yang masih berlangsung.

terutama dengan adanya konflik antara iran dan israel.

faktor lain yang dipertimbangkan oleh bi adalah inflasi global yang masih tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang kuat di amerika serikat (as).

Tag
Share