Musim Haji Tiba, Daftar Obat Yang Disarankan Dibawa Selama Berhaji di Tanah Suci, Buat Jaga-Jaga!
Jamaah haji Indonesia 2023 saat menjalankan ibadah haji di Tanah Suci-kemenag-
BACAKORAN.CO - Jamaah haji Indonesia wajib bisa menjaga kesehatan tubuh agar bisa maksimal menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
Karena itu, para jamaah haji juga diwajibkan untuk menjaga pola makan dan perbanyak minum air selama menjalankan ibadah haji.
Sebagai langkah untuk menjaga, tidak ada salahnya jamaah haji membawa obat-obatan sendiri dari rumah. Obat-obatan untuk penyakit ringan.
Misal, obat antidiare, obat pencernaan, obat pereda nyeri, obat alergi, obat untuk masalah kulit, serta obat flu dan batuk. Selain itu juga obat pribadi.
Di antaranya obat-obatan yang biasa dikonsumsi untuk kondisi kesehatan tertentu, seperti obat untuk tekanan darah tinggi, diabetes, jantung atau kondisi medis lainnya.
BACA JUGA:Labbaik Allahumma Labbaik, Visa Jamaah Haji 554 Kloter Sudah Beres, Tinggal Berangkat Sesuai Jadwal
Tindakan preventif ini layak dilakukan karena selama ibadah haji juga ada beberapa penyakit yang biasanya diderita para jamaah selama di Tanah Suci.
Berdasarkan catatan Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), terdapat beberapa penyakit yang rentan dialami jemaah haji saat di tanah suci.
Kata Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah Dokter Leksmana di Madinah, sebagaimaan dilansir situs resmi Kemenag, Kamis (9/5), ada beberapa penyakit yang sering dialami jamaah haji. Penyakit itu di antaranya Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Ilustrasi Jamaah haji saat menjelankan ibadah haji di Makkah.-kemenag-
"Penyakit ini diakibatkan karena kerumunan besar jamaah, polusi udara, dan perubahan suhu yang drastis di Mekah dan Madinah," terang Dokter Leksmana.
BACA JUGA:Info Penting! Jamaah Haji Lansia Wajib Lakukan Ini Agar Terhindar Heat Stroke Selama di Tanah Suci
Kemudian penyakit lainnya yang biasa mendera para jamaah haji adalah gangguan pencernaan, seperti diare, muntah, atau sakit perut.
"Hal ini disebabkan oleh perubahan pola makan, air minum yang berbeda, dan sanitasi yang mungkin tidak memadai juga perlu diwaspadai." ucapnya.