bacakoran.co

Nilai Tukar Rupiah Pagi Ini Lanjut Melemah, Sentimen AS dan Tiongkok Jadi Penyebab!

Nilai tukar rupiah pagi ini lanjut melemah terhadap dolar AS dipicu sentimen AS dan Tiongkok.--antara

Para analis, terang Ibrahim, memperkirakan laporan CPI akan menunjukkan kenaikan inflasi sebesar 3,6 persen dari tahun ke tahun (yoy).

“Akan menjadi kenaikan terkecil dalam tiga tahun terakhir," terangnya dia dalam riset harian, dikutip hari ini, Rabu (15/5/2024).

BACA JUGA:Data Ekonomi AS Ini di Luar Perkiraan, Rupiah Hajar Dolar AS, Ditutup Posisi Rp16.025

BACA JUGA:Rupiah Pagi Ini Terus Meroket di Bawah Rp16.000, Bekuk Dolar AS hingga Jadi Terkuat di Asia, Kok Bisa?

Kedua data tersebut kemungkinan besar akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga acuan.

Selain itu, pasar gelisah terhadap Tiongkok setelah pengembang properti besar lainnya, dalam hal ini Agile Group Holdings Ltd, gagal membayar obligasinya.

Gagal bayar ini sebagian besar mengimbangi optimisme atas membaiknya inflasi di Tiongkok.

Serta pengumuman Beijing baru-baru ini mengenai rencana penerbitan obligasi besar-besaran senilai 1 triliun yuan (US$138 miliar).

BACA JUGA:Pasar Tunggu Data Ekonomi AS, Rupiah Pagi Ini Kian Gacor, Dekati Rp16.000

BACA JUGA:Nasib Rupiah Hari Ini Saat The Fed Kembali Tahan Suku Bunga Acuan

Selain itu, surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 diperkirakan menyusut dibandingkan dengan capaian surplus pada bulan sebelumnya.

Berada di kisaran US$3,5 miliar hingga US$4 miliar.

Penyebabnya adalah kinerja baik ekspor maupun impor yang diperkirakan akan mengalami penurunan pada April 2024.

Surplus yang menyusut terutama dipengaruhi oleh ketidakpastian perekonomian global, juga hari kerja yang lebih pendek di dalam negeri karena adanya libur lebaran

BACA JUGA:7 Game Penghasil Saldo OVO Terbaru, Bisa Klaim Rp2 Juta Rupiah di Aplikasi Ini, Yuk Intip Caranya

Nilai Tukar Rupiah Pagi Ini Lanjut Melemah, Sentimen AS dan Tiongkok Jadi Penyebab!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – nilai tukar dibuka di posisi rp16.083 per usd pada perdagangan senin (15/5/2024).

berdasarkan data bloomberg, rupiah dibuka naik 16 poin atau 0,10 persen dibanding perdagangan sebelumnya.

adapun indeks terpantau turun 0,03 persen ke angka 104,86.

sementara mayoritas mata uang kawasan asia lainnya terpantau menguat terhadap dolar as.

tercatat yen jepang menguat 0,01 persen, dolar hong kong dan singapura melejit masing-masing 0,01 persen dan 0,04 persen.

lalu won korea melonjak 0,48 persen, peso filipina melaju 0,25 persen, rupee india naik 0,02 persen, ringgit malaysia melesat 0,23 persen, dan baht thailand plus 0,10 persen.

hanya yuan china yang terpeleset 0,01 persen.

sebelumnya, direktur laba forexindo berjangka ibrahim assuaibi memperkirakan rupiah bergerak fluktuatif, namun cenderung melemah di rentang rp16.090 - rp16.150 per usd.

ibrahim menyebut dolar as menguat, berkonsolidasi setelah perubahan baru-baru ini karena fokus beralih ke data inflasi as.

rilis data inflasi ini bakal menjai acuan untuk penetapan suku bunga acuan.

para analis, terang ibrahim, memperkirakan laporan cpi akan menunjukkan kenaikan inflasi sebesar 3,6 persen dari tahun ke tahun (yoy).

“akan menjadi kenaikan terkecil dalam tiga tahun terakhir," terangnya dia dalam riset harian, dikutip hari ini, rabu (15/5/2024).

kedua data tersebut kemungkinan besar akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga acuan.

selain itu, pasar gelisah terhadap tiongkok setelah pengembang properti besar lainnya, dalam hal ini agile group holdings ltd, gagal membayar obligasinya.

gagal bayar ini sebagian besar mengimbangi optimisme atas membaiknya inflasi di tiongkok.

serta pengumuman beijing baru-baru ini mengenai rencana penerbitan obligasi besar-besaran senilai 1 triliun yuan (us$138 miliar).

selain itu, surplus neraca perdagangan indonesia pada april 2024 diperkirakan menyusut dibandingkan dengan capaian surplus pada bulan sebelumnya.

berada di kisaran us$3,5 miliar hingga us$4 miliar.

penyebabnya adalah kinerja baik ekspor maupun impor yang diperkirakan akan mengalami penurunan pada april 2024.

surplus yang menyusut terutama dipengaruhi oleh ketidakpastian perekonomian global, juga hari kerja yang lebih pendek di dalam negeri karena adanya libur lebaran

“penyusutan surplus juga akan dipengaruhi oleh penurunan nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan impor,” tukasnya.

Tag
Share