BREAKING NEWS: PM Slovakia Robert Fico Ditembak di Depan Umum, Begini Kondisinya Terkini!
PM Slovia Robert Fico dilarikan ke rumah sakit, kondisinya kritis setelah diberondong tembakan saat di depan umum .--afp/getty images
“Kita telah mengalami hari yang sangat tragis, yang bagi kami berarti perjuangan demi nyawa perdana menteri,” lanjutnya.
Presiden Slovakia Zuzana Caputova mengutuk aksi penyerangan terhadap perdana menteri.
“Saya terkejut,” postinya di Facebook.
“Saya berharap Robert Fico memiliki kekuatan untuk pulih dari serangan di saat kritis ini.” Retorika yang penuh kebencian mengarah pada “tindakan yang penuh kebencian,” katanya kepada wartawan.
BACA JUGA:Perayaan Natal, Rusia Serang Kherson, Presiden Ukraina: Teroris Brutal
BACA JUGA:Nepal Tangkap Penyelundup Manusia yang Memasok Tentara Rusia di Ukraina
Berdasarkan video dari tempat kejadian, Fico sedang berjalan menuju kerumunan orang ketika lima tembakan dilepaskan.
Perdana Menteri terlihat jatuh ke tanah. Dilaporkan sejumlah media lokal, dia kemudian diangkat oleh penjaga keamanan, dimasukkan ke dalam mobil sebelum dibawa pergi.
Sebagai sekutu dekat Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, Fico telah dituding mengadopsi pedoman Orban karena merusak lembaga-lembaga independen guna menopang kekuasaannya. "Sangat terkejut dengan serangan yang keji terhadap teman saya," tulis Orban di platform X.
Para pemimpin negara-negara Barat bersatu dalam mengutuk serangan politik terhadap kepala pemerintahan di negara anggota Uni Eropa dan zona euro tersebut.
BACA JUGA:NGERI! Tinggalkan Sistem Wajib Militer, Ukraina Ingin Menjadi Anggota NATO
BACA JUGA:Presiden Iran dan Rusia Dukung Serangan Hamas, Menilai Aksi Bela Diri dan Serukan Gencatan Senjata
Presiden AS Joe Biden mengutuk "tindakan kekerasan yang mengerikan." Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut serangan itu sebagai "serangan pengecut."
"Tindakan kekerasan semacam itu tidak memiliki tempat di masyarakat kita, dan melemahkan demokrasi, yang merupakan kebaikan bersama kita yang paling berharga," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen via platform X dilansir dari Bloomberg.