Pertalite Mau Diganti Bioetanol, Pahami Efeknya Buat Mesin Kendaraan!

Pemerintah berencana menghapus bbm jenis pertalite diganti dengan bbm berbasis bioetanol. BBM berbasis bioetanol miliki sejumlah efek baik positif dan negatif bagi kendaraan.--pertamina

BACAKORAN.CO – Pemerintah berencana menghapuskan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.

Sebagai gantinya yakni BBM berbasis bioetanol yang akan mulai diberlakukan pada tahun 2027.

Rencana ini membuat heboh banyak pihak, menimbulkan pro dan kontra.

Selain harganya yang tentunya lebih mahal, penggunaan bahan bakar berbasis bioetanol ternyata mempunyai sejumlah efek, baik negatif maupun positif bagi mesin kendaraan.

BACA JUGA:Siap-Siap! Mobil dan Motor Dilarang Isi Pertalite, Ini Daftar Mereknya...Punya Kamu?

BACA JUGA:Pertashop Bakal Jual Pertalite? Cek Fakta Selengkapnya di Sini!

Seperti diungkapkan Yannes Martinus Pasaribu, seorang akademisi dan pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Apa saja efeknya?

Berikut penjelasan lengkapnya.

Pertama, bioetanol memiliki kandungan energi yang lebih rendah daripada bensin.

BACA JUGA:Aturan Pemerintah Yang Baru, Mobil Avanza and The Genks Tak Bisa Lagi 'Nenggak' Pertalite di SPBU Pertamina

BACA JUGA:Pertalite akan diganti dengan Bensin Baru, Harganya Lebih Mahal Rp 3000

Sehingga dapat mengurangi efisiensi bahan bakar dan meningkatkan konsumsi.

Kedua, bioetanol memiliki sifat korosif terhadap beberapa jenis logam, yang dapat menyebabkan kerusakan pada komponen mesin dalam jangka panjang.

Pertalite Mau Diganti Bioetanol, Pahami Efeknya Buat Mesin Kendaraan!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – pemerintah berencana menghapuskan bahan bakar minyak (bbm) jenis .

sebagai gantinya yakni berbasis bioetanol yang akan mulai diberlakukan pada tahun 2027.

rencana ini membuat heboh banyak pihak, menimbulkan pro dan kontra.

selain harganya yang tentunya lebih mahal, penggunaan bahan bakar berbasis bioetanol ternyata mempunyai sejumlah efek, baik negatif maupun positif bagi mesin kendaraan.

seperti diungkapkan yannes martinus pasaribu, seorang akademisi dan pakar otomotif dari .

apa saja efeknya?

berikut penjelasan lengkapnya.

pertama, bioetanol memiliki kandungan energi yang lebih rendah daripada bensin.

sehingga dapat mengurangi efisiensi bahan bakar dan meningkatkan konsumsi.

kedua, bioetanol memiliki sifat korosif terhadap beberapa jenis logam, yang dapat menyebabkan kerusakan pada komponen mesin dalam jangka panjang.

ketiga, bioetanol cenderung menguap lebih lambat pada suhu rendah.

“dapat menghambat proses start mesin," ujar yannes seperti dilansir dari bloomberg technoz, hari ini, minggu (23/6/2024).

namun, yannes menunjukkan bioetanol juga memiliki tiga efek positif terhadap kinerja mesin kendaraan.

pertama, bioetanol menawarkan peningkatan angka oktan yang lebih tinggi daripada bensin.

sehingga dapat mengurangi risiko munculnya bunyi ketukan pada mesin.

selain itu, bioetanol menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah, termasuk karbon monoksida (co) dan hidrokarbon (hc).

ini membantu mengurangi polusi lingkungan.

"penggunaan bioetanol juga dapat meningkatkan performa mesin, seperti akselerasi dan tenaga, dalam beberapa kasus," terang yannes.

ia lantas menekankan perlunya penyesuaian dalam sektor otomotif jika bioetanol menggantikan bahan bakar berbasis fosil seperti pertalite dan pertamax.

penyesuaian tersebut mencakup modifikasi mesin untuk optimalisasi penggunaan bioetanol, pengembangan komposisi bahan bakar yang sesuai dengan berbagai jenis mesin, dan perubahan infrastruktur termasuk sistem distribusi dan penyimpanan serta modifikasi stasiun pengisian bahan bakar umum (spbu).

"kampanye edukasi masyarakat mengenai manfaat dan penggunaan bioetanol yang aman dan efektif juga menjadi bagian penting dari penyesuaian ini," terang yannes.

meski penyesuaian ini memerlukan investasi yang besar, hal tersebut juga dapat meningkatkan permintaan untuk kendaraan yang kompatibel dengan bioethanol.

membuka peluang pasar baru, dan meningkatkan citra industri otomotif.

badan pengatur hilir minyak dan gas bumi (bph migas) telah mengonfirmasi bahwa pemerintah akan meningkatkan bauran bioetanol hingga 20% pada tahun 2025 sebagai persiapan untuk menggantikan pertalite dan pertamax.

ini mengacu pada peraturan menteri energi dan sumber daya mineral (esdm) no. 12/2015.

di sisi lain, kementerian investasi/badan koordinasi penanaman modal (bkpm) juga telah membentuk satgas untuk menyiapkan bahan baku biofuel sebagai pengganti pertalite atau

pertamax yang akan mulai digunakan pada tahun 2027.

deputi bidang pengendalian pelaksanaan penanaman modal kementerian investasi/bkpm, yuliot, menjelaskan, pemerintah sedang mempersiapkan lapangan agar target produksi bahan baku tebu untuk bioetanol pengganti pertalite atau pertamax dapat tercapai pada tahun 2027.

Tag
Share