bacakoran.co

Gawat, Data di PDN yang Diretas Tidak Bisa Dipulihkan, Apa Dampaknya?

Pemerintah mengakui jika data di PDN yang diretas ransomware tak bisa dipulihkan kecuali membayar uang tebusan kepada peretas.--ist

BACAKORAN.CO – Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) terganggu setelah diserang siber ransomware oleh kekompok lockbit 3.0.

Peretas meminta uang tebusan sebesar US$8 juta atau sekitar Rp129 miliar (kurs Rp16.200 per USD).

Untuk informasi, ransomware merupakan serangan yang mengunci server sehingga tak bisa diakses lagi.

Data hanya bisa dipulihkan jika pemiliknya membayar tebusan kepada peretas untuk mendapatkan kembali akses ke server tersebut.

BACA JUGA:BSSN Ungkap Kronologi PDNS Diretas Hacker, Bermula dari…

BACA JUGA:PDN Diserang Ransomware, Data Imigrasi Dipindah, Ini Layanan Computing yang Bakal Dipakai!

Lantaran itu pula, pemerintah mengakui jika tidak mampu memulihkan data di PDNS yang diretas kelompok lockbit 3.0 dengan ransomware Brain Chiper.

“Data (PDNS) yang terkena serangan ransomware tidak bisa kita pulihkan,” ujar Direktur Network dan IT Solution Telkomsigma, Herlan Wijanarko dalam penjelasannya di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Pemerintah, terang Herlan, sedang berupaya berkomunikasi dengan tenant yang terdampak untuk kemungkinan pemulihan data jika mereka masih memiliki cadangan data.

Sementara itu, Komisi I DPR RI menjadwalkan pemanggilan Kemen Kominfo serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk rapat mengenai gangguan pada server Pusat Data Nasional (PDN).

BACA JUGA:Begini Fakta-fakta Kebocoran Data PDNS akibat Diserang Ransomware, Pelaku hingga Jumlah Uang Tebusan

BACA JUGA:Informasi Terkini Layanan Keimigrasian Terdampak Gangguan Sistem PDN Down, Apa Sudah Kembali Pulih?

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengungkapkan bahwa mereka akan mendengarkan penjelasan dari Kominfo dan BSSN sebelum melakukan evaluasi lebih lanjut.

Kedua lembaga tersebut, lanjutnya, harus bekerja sama dan tidak saling menyalahkan untuk mencari solusi bersama.

Gawat, Data di PDN yang Diretas Tidak Bisa Dipulihkan, Apa Dampaknya?

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – terganggu setelah diserang siber ransomware oleh kekompok lockbit 3.0.

peretas meminta uang tebusan sebesar us$8 juta atau sekitar rp129 miliar (kurs rp16.200 per usd).

untuk informasi, merupakan serangan yang mengunci server sehingga tak bisa diakses lagi.

data hanya bisa dipulihkan jika pemiliknya membayar tebusan kepada peretas untuk mendapatkan kembali akses ke server tersebut.

lantaran itu pula, pemerintah mengakui jika tidak mampu memulihkan data di pdns yang diretas kelompok lockbit 3.0 dengan ransomware brain chiper.

“data (pdns) yang terkena serangan ransomware tidak bisa kita pulihkan,” ujar direktur network dan it solution telkomsigma, herlan wijanarko dalam penjelasannya di gedung kementerian komunikasi dan informatika (kominfo).

pemerintah, terang herlan, sedang berupaya berkomunikasi dengan tenant yang terdampak untuk kemungkinan pemulihan data jika mereka masih memiliki cadangan data.

sementara itu, komisi i dpr ri menjadwalkan pemanggilan kemen kominfo serta untuk rapat mengenai gangguan pada server pusat data nasional (pdn).

ketua komisi i dpr meutya hafid mengungkapkan bahwa mereka akan mendengarkan penjelasan dari kominfo dan bssn sebelum melakukan evaluasi lebih lanjut.

kedua lembaga tersebut, lanjutnya, harus bekerja sama dan tidak saling menyalahkan untuk mencari solusi bersama.

"terpenting sekarang adalah bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini (peretasan pdn)," cetusnya.

terpisah, wakil menteri kominfo nezar patria menegaskan proses pemulihan server pdns 2 yang berlokasi di surabaya, jawa timur terus berlangsung.

sebanyak 44 data kementerian/lembaga (k/l) hasil migrasi sudah pulih.

sementara sekitar 238 lainnya masih dalam proses pemulihan.

pihaknya telah mengidentifikasi ada sekitar 44 data yang bisa langsung menjalankan sistem layanan publik karena memiliki backup.

sedangkan 238 data lainnya masih dalam pemantauan

dia yakin 238 data lembaga pemerintah yang tersisa tidak terlalu berdampak oleh serangan ransomware brain chiper.

nezar pun menyatakan pihaknya belajar banyak dari serangan ramsomware ini guna pengembangan sistem yang lebih baik ke depan.

sehingga celah peretasan bisa dimiimalisir dan dilakukan mitigasi lanjutan guna menghadapi berbagai kemungkinan buruk di masa mendatang.

Tag
Share