Semarang Memanas! Demo Ricuh Mahasiswi Dipukul Polisi Tembakkan Gas Air Mata, Anak Kecil TPQ juga Jadi Korban
Semarang memanas demi ricuh terjadi akibat polisi bubar paksa dengan gas air mata dan pukulan--Ist
Dampaknya sangat memprihatinkan banyak peserta aksi yang jatuh tersungkur karena sesak napas akibat gas air mata, bahkan balita juga jadi korban.
Tak hanya itu ironisnya, aksi kekerasan ini tidak hanya merugikan para demonstran.
BACA JUGA:PDIP Resmi Usung Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi di Pilgub Jawa Tengah 2024!
Anak-anak TPQ dilaporkan menjadi korban dalam insiden ini, memperparah tragedi yang terjadi.
????Kondisi ketika anak anak tpq yang mau ngaji juga terkena Gas Air Mata Di Semarang‼️
Ini berlebihan banget aparat seenaknya gunain Gas Air Mata, ini anak mau ngaji lho pak‼️
KAWAL SAMPAI MENANG‼️#KawalPutusanMK #TolakPolitikDinasti #TolakPilkadaAkal2an#KawalSampaiMenang pic.twitter.com/JeJcTlK5UA — heulaaluhe (@aingriwehuy) August 26, 2024
Tak hanya itu, polisi juga memukul perempuan yang diketahui sebagai mahasiswi universitas Semarang.
Polisi pukul mahasiswi Universitas Semarang--x.com
Polisi juga melakukan pengeroyokan kepada satu mahasiswa, dan dengan tidak manusiawi polisi juga ingin menangkap mahasiswa yang sudah terluka parah.
Bantu Sebarkan tindakan kekerasan aparat @KompasTV@KomnasHAM @tvOneNews @MataNajwa pic.twitter.com/kneh2fLYIo — Never (@neVerAl0nely) 26 Agustus 2024
Iqbal, salah satu perwakilan massa aksi, mengungkapkan bahwa selain menolak revisi Undang-Undang Pilkada, demonstrasi ini juga mengangkat berbagai isu lain.
BACA JUGA:Hamsi Ditikam Jauh Dari Rumah, Polisi Selidiki Dugaan Pembunuhan Berencana
BACA JUGA:Batal Dukung Komika Marshel di Pilkada Tangsel, Senior PKS Ucapkan Terima Kasih, Bilang Begini!
Termasuk carut-marut Pilkada 2024 dan sejumlah kebijakan kontroversial dari pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Di antaranya adalah pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kriminalisasi aktivis, konflik agraria, serta kerusakan lingkungan yang semakin parah.
Dengan situasi yang semakin memanas dan eskalasi kekerasan yang terjadi.
Pertanyaan besar kini muncul: bagaimana nasib demokrasi di Indonesia, khususnya dalam menghadapi Pilkada 2024?