bacakoran.co

AS dan Korsel Kompak Desak Pasukan Korut Angkat Kaki dari Rusia, Begini Ungkap Menteri Pertahanan

menteri pertahanan as--saluran8.com

BACAKORAN.CO - Amerika Serikat dan Korea Selatan terus mendesak pasukan Korea Utara (Korut) untuk menarik pasukannya dari Rusia.

Hal tersebut disebabkan AS-Korsel menduga pasukan Korut akan dikerahkan untuk ikut berperang di Ukraina.

"Saya menyerukan kepada mereka [Korut] untuk menarik pasukan keluar dari Rusia," kata Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin di Pentagon.

Austin mengatakan AS akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitranya, demi mencegah Rusia mengerahkan pasukan Korut dalam pertempuran.

BACA JUGA:Korea Utara Kirimkan Tentaranya ke Rusia Demi Bantu Peperangan Melawan Ukraina, Begini Penjelasan Putin

BACA JUGA:Rusia Protes Keras! Jerman Buka Pusat Komando NATO di Laut Baltik

Meski demikian Kementerian Pertahanan AS menyebu ada "kemungkinan besar" Moskow akan tetap melakukannya.

Sementara itu Menteri Pertahanan Korsel, Kim Yong Hyun, meyakini pengerahan pasukan Korut ke Rusia bisa meningkatkan ancaman keamanan di Semenanjung Korea.

Korsel khawatir Pyongyang akan menerima transfer teknologi dari Rusia untuk mengembangkan persenjataan, termasuk senjata nuklir taktis, rudal balistik antarbenua, dan satelit pengintaian.

Awal pekan ini, Kemhan AS mengatakan ada "sejumlah kecil" pasukan Korut yang telah dikerahkan di wilayah Kursk, Rusia, tempat pasukan Ukraina melancarkan serangan darat sejak Agustus lalu.

BACA JUGA:Kasus Kecelakaan Rombongan Santri di Tol Ungaran, Ternyata Sopir Berusia 19 Tahun dan Belum Memiliki SIM!

BACA JUGA:Rusia Uji Kekuatan Rudal Nuklir Yars, Simbol Ketangguhan di Tengah Ketegangan Global

Menurut Duta Besar Ukraina untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Sergiy Kyslytsya, pasukan Korut sengaja diberikan seragam tentara Rusia untuk berbaur dengan unit minoritas agar tak terdeteksi.

Dia memperkirakan ada sekitar 12 ribu orang tentara Korut yang sedang dilatih di lima tempat di Rusia timur, mencakup 500 perwira dan tiga jenderal.

AS dan Korsel Kompak Desak Pasukan Korut Angkat Kaki dari Rusia, Begini Ungkap Menteri Pertahanan

Desta

Desta


bacakoran.co - dan korea selatan terus mendesak pasukan korea utara () untuk menarik pasukannya dari rusia.

hal tersebut disebabkan menduga pasukan korut akan dikerahkan untuk ikut berperang di ukraina.

"saya menyerukan kepada mereka [korut] untuk menarik pasukan keluar dari rusia," kata menteri pertahanan as, di pentagon.

austin mengatakan as akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitranya, demi mencegah mengerahkan pasukan korut dalam pertempuran.

meski demikian kementerian pertahanan as menyebu ada "kemungkinan besar" moskow akan tetap melakukannya.

sementara itu menteri pertahanan korsel, kim yong hyun, meyakini pengerahan pasukan korut ke rusia bisa meningkatkan ancaman keamanan di semenanjung korea.

korsel khawatir pyongyang akan menerima transfer teknologi dari rusia untuk mengembangkan persenjataan, termasuk senjata nuklir taktis, rudal balistik antarbenua, dan satelit pengintaian.

awal pekan ini, kemhan as mengatakan ada "sejumlah kecil" pasukan korut yang telah dikerahkan di wilayah kursk, rusia, tempat pasukan ukraina melancarkan serangan darat sejak agustus lalu.

menurut duta besar ukraina untuk perserikatan bangsa bangsa (pbb), sergiy kyslytsya, pasukan korut sengaja diberikan seragam tentara rusia untuk berbaur dengan unit minoritas agar tak terdeteksi.

dia memperkirakan ada sekitar 12 ribu orang tentara korut yang sedang dilatih di lima tempat di rusia timur, mencakup 500 perwira dan tiga jenderal.

sergiy juga memperkirakan ribuan itu akan ikut bersama tentara rusia, untuk melawan pasukan ukraina pada november.

presiden rusia vladimir putin tidak membantah pengerahan pasukan , tapi juga menolak mengonfirmasi kabar ini.

sementara itu gedung putih menegaskan pasukan korut akan "menjadi target militer yang sah" jika berperang melawan ukraina.

"jika pasukan korut bertempur dengan tentara rusia dalam konflik ini dan menyerang tentara ukraina, maka tentara ukraina memiliki hak untuk membela diri," kata gedung putih.

Tag
Share