bacakoran.co - menteri energi dan sumber daya mineral (esdm) menjadi pusat perhatian publik setelah meraih gelar doktor dalam waktu singkat dari universitas indonesia (ui).
proses perolehan gelar ini menimbulkan berbagai reaksi dan bahkan sindiran dari khususnya di media sosial.
perdebatan mengenai gelar kembali mencuat dengan beredarnya foto spanduk sindiran di media sosial.
spanduk ini dipasang di stasiun universitas indonesia, depok, jawa barat, menampilkan wajah bahlil bersama tulisan yang .
"jasa kilat gelar akademik ui tesimoni bahlil lahadalia +62 84717 8390," tulis di dalam spanduk tersebut.
dari informasi yang beredar di x @papa_loren pada senin (5/11/2024) menggungah video spanduk jasa kilat gelar akademik.
"apa tuh jasa kilat gelar akademik ui? emangnya bisa kayak gitu ya. tapi udah ada testimoninya tuh, bahlil lahadalia. wah, menarik sih ini bisa dinego sampai jadi lagi," ujar perekam dalam video tersebut.
sebelumnya bahlil yang juga menjabat sebagai ketua umum partai golkar berhasil meraih gelar doktor setelah lulus ujian terbuka pada program doktoral kajian strategik dan global di ui pada oktober 2024.
disertasinya berjudul "kebijakan, kelembagaan, dan tata kelola hilirisasi nikel yang berkeadilan dan berkelanjutan di indonesia," yang relevan dengan jabatannya saat ini.
namun, ada keraguan yang muncul di tengah masyarakat termasuk tuduhan plagiarisme yang mengaitkan disertasinya dengan penelitian mahasiswa dari uin syarif hidayatullah jakarta.
tuduhan ini muncul setelah seorang netizen mengklaim menemukan kemiripan hingga 95% dengan menggunakan platform deteksi plagiarisme turnitin.
menanggapi keraguan tersebut, bahlil menyatakan bahwa tantangan terbesarnya selama menempuh pendidikan sambil menjabat sebagai menteri adalah mengatur waktu.
"agak susah tapi saya harus lakukan. karena saya dari sejak saya masih mahasiswa di s1 kan udah konsisten menyangkut dengan waktu sekolah," kata bahlil seperti dikutip kompas.com.
dalam disertasinya, bahlil mengidentifikasi beberapa isu terkait dampak hilirisasi yang perlu diatasi dengan kebijakan baru.
ia merekomendasikan beberapa kebijakan, termasuk reformulasi dana bagi hasil, penguatan kemitraan dengan pengusaha daerah, penyediaan pendanaan jangka panjang untuk perusahaan nasional, serta diversifikasi investasi jangka panjang.
sidang disertasi bahlil dipimpin oleh prof. dr. i ketut surajaya, dengan promotor prof. dr. chandra wijaya, m.si., m.m., didukung oleh ko-promotor dr. teguh dartanto, s.e., m.e., dan athor subroto, ph.d.