bacakoran.co - jagat media sosial diramaikan oleh kasus seorang di kota sorong, papua barat daya, yang didenda adat sebesar rp100 juta oleh keluarga seorang siswa.
pasalnya, guru berinisial s dari smp negeri di sorong ini mengunggah video aktivitas salah satu siswanya di kelas ke akun media sosial pribadinya tanpa izin dari keluarga tersebut.
dikutip tim bacakoran.co dari kanal youtube official inews peristiwa ini bermula ketika guru s mengabadikan momen siswa di kelas dan mengunggahnya sebagai bagian dari konten pendidikan.
namun, keluarga siswa tidak terima karena tindakan tersebut dianggap melanggar privasi dan norma adat setempat.
merasa dirugikan, keluarga siswa menuntut pembayaran denda adat yang mencapai rp100 juta sebagai bentuk ganti rugi atas tindakan tersebut.
insiden ini menimbulkan kontroversi dan berujung pada tuntutan di wilayah papua barat daya.
dalam budaya setempat, setiap tindakan yang dianggap merugikan pihak keluarga atau individu tertentu dapat dikenai denda adat sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
kasus ini menyulut perdebatan di kalangan masyarakat, terutama terkait aturan privasi dan etika dalam penggunaan media sosial di lingkungan pendidikan.
kasus ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga memicu gerakan solidaritas dari rekan-rekan seprofesi di sorong dan wilayah lainnya.
para guru, yang tergabung dalam persatuan guru republik indonesia (pgri), memberikan dukungan penuh kepada guru s untuk meringankan beban denda yang dijatuhkan.
solidaritas ini memperlihatkan dukungan kolektif dari , yang menilai tindakan guru s bukanlah suatu pelanggaran serius.
melainkan hanya bagian dari upaya memberikan apresiasi terhadap siswa.
sejumlah pihak, terutama pgri, menyuarakan keprihatinan atas sanksi yang diberikan.
dengan harapan agar ada pemahaman bersama terkait pemanfaatan media sosial dalam lingkungan pendidikan.
mereka juga menyerukan perlunya dialog antara pihak , keluarga, dan masyarakat untuk mencegah terulangnya kasus serupa.
meski insiden ini menarik perhatian besar, proses belajar mengajar di smp negeri 3 kota sorong tetap berlangsung lancar.
para guru dan siswa di sekolah tersebut tetap fokus pada kegiatan pendidikan, meski berada di tengah sorotan publik akibat kasus yang sedang berlangsung.
kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga komunikasi antara sekolah dan keluarga, serta memahami sensitivitas budaya setempat sebelum berbagi konten di media sosial.