Dampak Sosial dari Darurat Militer di Korea Selatan, Begini Reaksi Masyarakat
menggeparkan presiden korea selatan umumkan darurat militer melalui siaran televisi-Instagram/ @sukyeol.yoon-
BACAKORAN.CO- Korea Selatan mengumumkan keadaan darurat militer untuk pertama kalinya dalam hampir 50 tahun Pengumuman ini disampaikan oleh Presiden Yoon Suk Yeol pada Selasa, 3 Desember 2024, sebagai respons terhadap situasi politik internal dan ancaman yang dianggap berasal dari kekuatan oposisi yang pro-Korea Utara.
Langkah ini memicu protes besar-besaran dan penolakan dari Majelis Nasional, yang akhirnya mengakibatkan pencabutan status darurat militer dalam waktu kurang dari 12 jam.
Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer melalui siaran televisi pada pukul 23.00 waktu Korea Selatan, menyatakan adanya ancaman dari kekuatan anti-negara dan Korea Utara. Pengumuman ini menyebabkan kepanikan dan kegemparan di kalangan masyarakat Korea Selatan.
Namun, setelah diteliti lebih lanjut, ternyata pengumuman mengenai keadaan darurat militer tersebut tidak disebabkan oleh ancaman dari luar, melainkan berkaitan dengan situasi yang sedang berlangsung di dalam politik internal negara.
BACA JUGA:Hanya Berlaku 12 Jam, Presiden Yoon Resmi Cabut Status Darurat Militer Korea Selatan, Ini Alasannya!
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem di Korea Selatan: Badai Salju Sebabkan 4 Korban Jiwa dan Puluhan Penerbangan Batal
Setelah pengumuman tersebut, ribuan warga Korea Selatan merasa marah dan frustrasi Mereka berkumpul di depan gedung parlemen sebagai bentuk protes.
Anggota parlemen dari kubu oposisi segera memanfaatkan momen ini dengan mengadakan pemungutan suara untuk membatalkan keputusan yang diambil oleh Presiden Yoon.
Menurut laporan BBC News, para pengamat berpendapat bahwa Presiden Yoon Suk Yeol mengungkapkan adanya oposisi untuk melemahkan pemerintahannya Ia kemudian mengumumkan keadaan darurat militer tersebut.
Keputusan darurat militer yang diumumkan oleh Presiden Yoon bertujuan untuk menjadikan militer sebagai pengelola pemerintahan.
BACA JUGA:Eksportir Anggur Shine Muscat Terbesar: Korea Selatan hingga Jepang, Ada Indonesia?
Media lokal menunjukkan pasukan bersenjata dan bertopeng memasuki gedung parlemen, sementara staf berusaha menahan mereka menggunakan alat pemadam kebakaran.
Sementara itu, Lee Jae Myung, pemimpin Partai Demokrat yang merupakan partai oposisi terbesar di Korea Selatan.