bacakoran.co

Terkuak! Pimpinan Ponpes di Lombok Barat Lecehkan 22 Santriwati, Korban Berani Lapor Usai Viral Tokoh 'Walid'

Pimpinan Ponpes di Lombok Barat Lecehkan 22 Santriwati--Kolase

BACAKORAN.CO - Viralnya tokoh Walid dalam seriel Bidaah asal Malaysia menjadi awal mula terkuaknya dugaan pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh AF selaku pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Desa Kekait, Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

AF pimpinan Pondok Pesantren diduga melakukan kelakuan bejatnya itu terhadap puluhan santriwatinya.

Berdasarkan informasi dari berbagai media, para korban pelecehan AF awalnya membongkar kasus ini karena termotivasi oleh kisah yang serupa terjadi dalam Serial Bidaah asal Malaysia yang sempat viral.

Para korban mengaku bahwa pengalamannya hampir mirip dengan korban yang ada di dalam Serial tersebut yang dilecehkan oleh tokoh antagonis bernama Walid.

BACA JUGA:Lonceng Membahana Saat Jenazah Paus Fransiskus Tiba di Basilika, Vatikan Tetapkan 9 Hari Berkabung Nasional

BACA JUGA:Madrid Belum Menyerah! Pangkas Jarak Jadi 4 Angka, Tempel Barca dalam Perburuan Trofi La Liga

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram, Joko Jumadi, mengonfirmasi adanya kejadian tersebut yang bersal dari korban yang merupakan alumni santriwati di pondok pesantren tersebut.

"Korban ini adalah alumni santriwati pondok yang terinspirasi dari film 'Bidaah' Malaysia. Kemudian, kok di film itu hampir sama dengan pengalamannya di pondok yang dilakukan oleh terduga pelaku ini," ujar Joko Jumadi pada Senin (21/4/2025).

Ia pun turut menjelaskan modus AF dalam aksi kebejatannya berdasarkan pengalaman korban dengan cara memanipulasi menggunakan relasi kuasa dan kedekatan spiritual, seperti menjanjikan kebekahan yang kelak akan melahirkan anak-anak baik.

"Modusnya adalah si pimpinan ponpes ini menjanjikan akan memberikan keberkatan di rahimnya (korban) supaya dapat melahirkan anak-anak yang akan menjadi seorang wali," ungkap Joko.

BACA JUGA:4 Rekomendasi Parfum Pria untuk Sehari-hari Harga Rp50 Ribuan di Supermarket, Best!

BACA JUGA:Ingin Rumah Baru? Ini Cara Ajukan KPR di BPJS Ketenagakerjaan dengan Pinjaman Hingga Rp500 Juta

Ia pun menyebutkan sedikitnya terdaat 22 orang santriwati yang menjadi korbab kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pimpinan ponpes itu.

"Sampai hari ini sudah ada 22 orang yang tercatat sebagai korban," tambah Joko.

Terkuak! Pimpinan Ponpes di Lombok Barat Lecehkan 22 Santriwati, Korban Berani Lapor Usai Viral Tokoh 'Walid'

Rida Satriani

Deby Tri


bacakoran.co - viralnya tokoh walid dalam seriel bidaah asal malaysia menjadi awal mula terkuaknya dugaan pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh af selaku pimpinan pondok pesantren (ponpes) di desa kekait, gunung sari, lombok barat, nusa tenggara barat (ntb).

af diduga melakukan kelakuan bejatnya itu terhadap puluhan santriwatinya.

berdasarkan informasi dari berbagai media, para korban pelecehan af awalnya membongkar kasus ini karena termotivasi oleh kisah yang serupa terjadi dalam serial asal malaysia yang sempat viral.

para korban mengaku bahwa pengalamannya hampir mirip dengan korban yang ada di dalam serial tersebut yang dilecehkan oleh tokoh antagonis bernama .

ketua lembaga perlindungan anak (lpa) , joko jumadi, mengonfirmasi adanya kejadian tersebut yang bersal dari korban yang merupakan alumni santriwati di pondok pesantren tersebut.

"korban ini adalah alumni santriwati pondok yang terinspirasi dari film 'bidaah' malaysia. kemudian, kok di film itu hampir sama dengan pengalamannya di pondok yang dilakukan oleh terduga pelaku ini," ujar joko jumadi pada senin (21/4/2025).

ia pun turut menjelaskan modus af dalam aksi kebejatannya berdasarkan pengalaman korban dengan cara memanipulasi menggunakan relasi kuasa dan kedekatan spiritual, seperti menjanjikan kebekahan yang kelak akan melahirkan anak-anak baik.

"modusnya adalah si pimpinan ponpes ini menjanjikan akan memberikan keberkatan di rahimnya (korban) supaya dapat melahirkan anak-anak yang akan menjadi seorang wali," ungkap joko.

ia pun menyebutkan sedikitnya terdaat 22 orang santriwati yang menjadi korbab kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pimpinan ponpes itu.

"sampai hari ini sudah ada 22 orang yang tercatat sebagai korban," tambah joko.

dari total korban pelecehan seksual itu, baru ada 7 orang yang berkenan memberikan keterangan dalam lima laporan yang masuk.

sementara itu, joko jumadi hanya mendampingi laporan pertama korban pada rabu (16/4/2025).

bahkan tidak hanya satu, dari 22 orang korban tersebut sebagian besar telah berstatus alumni dari pondok pesantren itu.

bahkan, joko juga menjelaskan bahwa tindakan pelecehan seksual yang dilakukan af terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama, yakni sejak tahun 2016 hingga 2023 dengan beragam pengalaman pelecehan yang berbeda.

"korban yang diduga mengalami persetubuhan sekitar 10 orang, sisanya pencabulan. mereka semua masih anak-anak waktu kejadian," lanjut joko.

saat ini, terduga pelaku af telah ditahan oleh pihak kepolisian polresta mataram dengan statusnya sebagai terlapor.

"pelaku (af) saat ini kami amankan terlebih dahulu, karena menimbang situasi di sana belum kondusif," kata kasat reskrim polresta mataram, akp regi halili, senin (21/4/2025).

akp regi menyatakan bahwa af ternyata melakukan pelecehan tersebut pada santriwatinya diduga terjadi di tempat yang berbeda-beda.

"ya betul (banyak tempat), ada yang di kamar, di ruangan, dan ada di ruangan tertentu, kami masih melakukan pendalaman," tuturnya.

pihak kepolisian juga turut menangani kasus ini dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (tkp) di lingkungan pondok pesantren tersebut.

kasus ini tersebar di media sosial sehingga mengundang buah bibir netizen yang sangat marah dengan sikap pimpinan pondok pesantren karena banyak orang tua yang mempercayakan pondok pesantren sebagai tempat bersekolah agama yang aman untuk anak mereka.

"bukan cuma wajahnya saja yang tercoreng namun agamanya serta yang seagama dengannya, saya juga pun ikut malu," kata seorang netizen di media sosial x.

"bisnis mengatasnamakan agama. banyak yg minat, tp lebih byk lg yg ketipu," tulis seorang akun x lain.

"pentingnya belajar agama tetapi tidak menghilangkan pemikiran yang ilmiah dan rasional. agar tidak mudah dibohongi oleh kyai, gus atau habib yang cabul," komentar netizen lainnya.

Tag
Share