bacakoran.co - dedi mulyadi, gubernur jawa barat, menyalurkan bantuan rp10 juta per kepala keluarga kepada warga penghuni bangunan liar di kali cikarang bekasi laut (cbl), kabupaten bekasi.
bantuan tersebut merupakan hasil kerja sama antara pemerintah provinsi jawa barat dan bank bjb melalui program bank bjb peduli.
sebanyak 30 kepala keluarga menerima bantuan tersebut, yang ditujukan untuk membantu biaya sewa kontrakan selama satu tahun.
sebelumnya, dedi mulyadi meninjau lokasi pembongkaran bangunan liar di kali cikarang bekasi laut (cbl), kabupaten bekasi.
saat kunjungan tersebut, dedi mulyadi bertemu dengan beberapa warga yang rumahnya telah dibongkar. mereka mengeluhkan kesulitan dalam mencari tempat tinggal baru.
menanggapi kesulitan warga, dedi mulyadi menjelaskan bahwa bantuan ini diberikan bukan sebagai kompensasi atas pembongkaran bangunan liar, melainkan murni didasari rasa kemanusiaan dan tanggung jawabnya sebagai gubernur.
"saya mau bantu bukan karena bapak dibongkar, karena bapak tinggal di daerah bantaran sungai yang itu melanggar, dan itu tanah negara. ini dibangun untuk kepentingan warga juga oleh pemda bekasi untuk menangani agar banjir tidak terlalu terjadi," jelas dedi, dikutip bacakoran.co dari kanal youtube pribadinya, senin (28/4).
dedi mulyadi menegaskan bahwa bantuan ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap warga yang kehilangan tempat tinggal, dan bukan sebagai kompensasi atas pelanggaran aturan.
"tapi saya bantu sebagai gubernur pada rasa kemanusiaan warganya yang hari ini gak punya tempat tinggal," tambahnya.
dalam keterangan tertulisnya, dedi mulyadi kembali menegaskan komitmennya untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya populer, tetapi juga membawa perubahan nyata bagi masyarakat.
pernyataan tersebut disampaikan dedi mulyadi saat audiensi dengan perwakilan warga terdampak proyek pelebaran sungai di lembur pakuan, kabupaten subang, sabtu, 26 april 2025.
"saya tidak ingin menjadi pemimpin yang hanya populer, tapi harus mengarahkan masyarakat pada kehidupan yang lebih baik," kata dedi.
salah satu wujud nyata kepedulian dedi mulyadi terhadap masyarakat adalah pemberian bantuan uang tunai sebesar rp10 juta per kepala keluarga kepada 30 warga cikarang, kabupaten bekasi, yang kehilangan tempat tinggal akibat proyek pelebaran sungai.
meskipun demikian, dedi menambahkan bahwa pemerintah provinsi juga tengah menyiapkan solusi jangka panjang bagi warga terdampak.
pemerintah provinsi jawa barat, bekerja sama dengan kementerian perumahan dan kawasan permukiman (pkp), berencana membangun rumah bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat proyek tersebut.
sebelumnya, viral gubernur jawa barat dedi mulyadi terlibat perdebatan dengan seorang remaja mengenai aturan larangan yang dibuatnya soal acara wisuda di sekolah.
awalnya, gubernur jawa barat itu mengundang warga kabupaten bekasi yang terkena penertiban rumah yang berada di atas kali.
dalam pertemuan itu, hadir juga seorang remaja yang mengkritik kebijakan baru mengenai penggusuran rumah urang tuanya tanpa adanya surat pemberitahuan.
"saya waktu itu bikin video itu kan, caption-nya bukan untuk kerohiman atau apapun, tapi cuma minta keadilan," kata gadis remaja tersebut dengan lugas.
lantas dedi pun mempertanyakan seperti apa keadilan yang diminta, kemudian dijawab remaja itu dengan tidak adanya musyawarah saat sebelum penggusuran.
dedi mulyadi menegaskan bahwa remaja itu bersama keluarganya tinggal di lahan yang bukan tidak diperbolehkan menjadi tempat tinggal.
"saya tanya, kalau anda tinggal di lahan orang, bayar ga?,"tanya kdm yang dijawab 'bayar' oleh si remaja putri tersebut.
lalu, dalam diskusi lain, ia juga turut bertanya soal kritikan remaja itu mengenai kebijakan larangan adanya perpisahan atau wisuda di sekolah yang dinilai membebankan orang tua.
"gini pak, kalau sekolah tanpa wisuda kan semua orang nggak mampu ya, banyak rakyat miskin-" ucap sang remaja.
"iya sudah hidup susah, tinggal di bantaran kali tapi mau gaya-gayaan ada wisuda sekolah," potong dedi mulyadi.
"lebih tepatnya nggak gitu sih, pak. ini kan biar adil, semua murid bisa merasakan perpisahan wisuda," jawab remaja yang mengaku sudah lulus sekolah dan hendak lanjut ke perguruan tinggi itu.
lalu, dedi mulyadi pun mempertanyakan soal biaya perpisahan sekolah.
"duitnya darimana?" tanya dedi mulyadi.
"dari orang tua," jawab sang remaja.
"membebani nggak?" tanya dedi mulyadi yang dijawab tegas oleh remaja itu dengan pernyataan bahwa memang membebani orang tua.
kemudian, gubernur jabar itu juga bertanya urgensi perpisahan yang dinilai membebani finansial orang tua atau wali murid itu.
"kenangan itu bukan saat perpisahan, melainkan saat proses belajar selama 3 tahun," kata dedi mulyadi mematahkan argumen remaja itu.
namun, mendengar jawaban itu, remaja juga tidak tinggal diam, ia juga terus menjawab pernyataan dedi mulyadi dengan argumennya.
"nggak juga sih, pak. saya kan sudah lulus ya, tapi kalau nggak ada perpisahan, kita nggak bisa kumpul bareng atau ngerasain interaksi sama temen-temen gitu, pak," kata remaja itu.
"oke, yang bayar siapa?" tanay dedi mulyadi yang lagi-lagi dijawab tegas oleh remaja tersebut dengan jawaban "orang tua."
"iya, rumah aja nggak punya kok mau bayar perpisahan, gimana nih speak up-nya," ujar dedi mulyadi.
ia pun menjabarkan hal-hal yang seharusnya dikritik.
"saya kritik ya, harusnya speak up begini. kritik gubernur karena orang tua dibebani pembayaran sekolah, kritik karena banjir, itu saya senang," kata dedi mulyadi.
perdebatan mengenai laranagn perpisahan atau wisudah di sekolah itu pun berakhir ketika ddei mulyadi mengungkapkan akan tetap membantu biaya tempat tinggal warga kabupaten bekasi yang terkena penggusuran tersebut.
namun, di sisi lain, gadis remaja itu lantas panen hujatan dari netizen karena argumennya yang tidak tepat.
momen perdebatan antara gubernur jabar dengan gadi remaja itu diunggah ulang oleh dedi mulyadi di akun instagram pribadinya pada minggu (27/4/2025).
"isi dalam pembicaraan nya kosong, saya cuma melihat ke sombongan yg ada di anak itu," komentar seorang akun instagram di unggahan tersebut.
"mentalnya bagus, terkesan idealis, ingin terlihat pintar, tapi kosong, maklumi saja, masi muda, energinya yg banyak bukan materinya," kata akun instagram yang lain.
"pantes aja ngeyel, orang tinggalnya di saluran pembuangan," kata akun instagram lainnya.
"intinya dia tetep pengen ada perpisahan, ga peduli sama kondisi orang tuanya mau kaya gimana… makannya pembahasannya muter aja disitu."
"anaknya pinter menyampaikan pendapat sesuai kurikulum tiktok."